Ternyata hari-hari menjelang Ujian Nasional yang selesai tanggal 15 April 2015 lalu banyak menyita perhatian, bukan karena persiapan ...



Ternyata hari-hari menjelang Ujian Nasional yang selesai tanggal 15 April 2015 lalu banyak menyita perhatian, bukan karena persiapan Ujian Nasional-nya sih tapi kegiatan-kegiatan lainnya yang mendadak membuat jadwal makin padet.

Meeting satu minggu sekali. Setiap minggu selalu ada event, bisa dua sampai tiga sekaligus. Bahkan sehari pernah marathon ke tiga event sekaligus. Sekali datang ke event bisa pegang kamera buat motret atau bantuin video dokumenternya dan pernah sekali juga jadi reporter tv-nya. Belum lagi saat itu terus struggling menjaga eksistensi komunitas dengan membuat event. 

Di saat pesan Ibu lainnya: “Belajar yang rajin ya, Nduk. Semoga Ujian Nasionalnya sukses.” Ibu saya sedikit berbeda, lebih sering mengingatkan: “Kegiatan di luarnya dikurangi, ya.”

Benar juga kata Ibu, karena kegiatan tersebut saya jadi lupa diri. Lupa diri dalam artian lupa merhatiin diri sendiri. Lupa nulis di blog sendiri, sekali buka blog sampai kaget, “Nggak sadar kalau lama nggak nulis di blog!!” Lupa cek e-mail sendiri, padahal ada e-mail dari ASUS yang terlewatkan, sebagai ASUS user selama 4 tahun saya jadi sedih. Lagi pengin dateng ke acara semacam itu sih soalnya, pasti mulai dari acara sampai orang-orang yang datang keren banget.

Dan yang paling parah dari lupa diri: sering lupa makan.

Akhirnya dua minggu sebelum UN saya sukses drop karena gastristik akut, atau dalam kehidupan sehari-hari lebih sering dikenal dengan: “Udah tau punya maag tapi sering lupa makan!”

Untungnya sebelum Ujian Nasional saya diberi waktu sekitar dua minggu untuk break dari semua kerjaan, project lomba video juga ditunda, dan kegiatan komunitas juga lagi kosong-kosongnya. Hingga berakhirnya Ujian Nasional pada 15 April 2015 saya nggak buru-buru kembali ke rutinitas semula. Saya tetap meliburkan diri.

Bukannya kembali ke rutinitas awal, saya malah memutuskan resign di beberapa project dan kerjaan.



Mungkin resign kali ini ibarat saya punya pacar dan sayang banget, tiba-tiba nggak ada angin nggak ada apa tiba-tiba putus. Jadi tanggapan yang ada ketika saya bilang: “Aku resign dong.” Kebanyakan langsung kaget. Hehehehehe. Ya ada juga sih yang malah ngajak bercanda, padahal udah mau cerita serius, heuh. Tapi ada satu orang yang satu frekuensi dengan saya, paham dengan keputusan saya, Ira yang nulis di www.lostintowns.com.

Saya    : “Aku mau resign, Ir.”
Ira      : “Kenapa emang?”
Saya    : “Ya kayak yang aku ceritain sebelumnya, mau fokus ngerjain KKN juga.”
Ira      : “Oh. Buat anak seumuran kita wajar banget kalau masih menentukan fokus. Mikirin fokus mau kemana aja nggak semua bisa.”

Yap, saya setuju banget sama Ira. Nggak gampang.

Sebelum saya belajar memaknai kata FOKUS, saya belajar dulu tentang ‘follow your passion’. Dan emang nggak mudah, sampai sekarang pun terus belajar. Ada proses-proses yang harus dilewati, akan banyak orang yang harus kita temui dulu, dan.. kegagalan-kegagalan yang pasti akan dilewati. Mana ada sukses instan? Kalau jalan hidup lempeng-lempeng aja juga nggak seru kan?

Untuk memaknai follow your passion, dimulai dari: “Oh jadi aku harus ikut apa yang aku suka gitu ya?” Akhirnya saya mencoba bisnis beraneka macam. Mulai dari jual pulsa, reseller, MLM (Multi Level Marketing), sampai usaha mandiri.

Usaha mandiri pun mulai dari nyoba kuliner (yang hanya jadi ide), ojek online (JEKO), sampai kurir barang khusus online shop (BudalSist). Memakan waktu tiga tahun. Sampai akhirnya saya bener-bener ngerasa capek di BudalSist dan berbicara pada diri sendiri: “Katanya mau punya Wedding Organizer kenapa malah ngurusin mbak-mbak online shop???”



Di situ lah akhirnya saya memberikan BudalSist ke salah satu driver kepercayaan saya, yang dia sendiri juga punya online shop, jadi lebih tau apa kebutuhan para agan dan sista online shop. Kalau saya? Gimana mau tau, beli di online shop aja nggak sampai ada lima kali.

Mulai detik itu saya nggak mau lagi bisnis kalau nggak ada hubungannya dengan apa yang saya suka. Dari situ saya mulai paham tentang makna ‘follow your passion’ lebih dalam lagi.

Memang butuh waktu yang lama. Sama kayak blog ini, mulai dari blog random, nyoba bikin segmen, sampai akhirnya fokus dengan event blogger, butuh waktu yang lama: lima tahun. Tapi semua punya prosesnya masing-masing, ada yang cepet dan ada juga yang lama.

Kenapa gitu, apa itu artinya nggak adil? Saya juga kurang paham ya, tapi satu hal sih: setiap orang mempunyai perannya masing-masing dalam dunia. Setiap apa yang kita alami kenapa berbeda dan kadang merasa tidak adil: pasti ada tujuannya. Tapi yang terpenting: bagaimana pun peran yang harus kita mainkan, segera “nyemplung” aja, jangan pernah takut mencari tau apa yang sebenernya kita suka dan dicita-citakan.

Nggak cukup belajar mengikuti passion dengan kosisten, masih banyak komposisi yang harus dipelajari untuk meraih apa yang kita mau. Salah satunya: fokus.



Sampai akhirnya saya disadarkan tentang fokus melalui kultwit @JayaYea, yang bisa kamu baca di sini: “Penyakit Pengusaha Pemula”. Biar makin jleb-jleb bisa lanjut baca di sini: Kultwit #Fokus2. Dan besoknya saya baca artikel di startupbisnis.com dan menemukan ini:



Dag dig dug dar. Ok, fix, resign! Dari pada kerja dua hal, mikir dua hal yang berbeda, jadi setengah-setengah semua, dan pelan-pelan tutup semuanya. Bukannya takut atau nggak mau nyoba, tapi gagal itu ada formulanya kan? Ketika gagal alangkah baiknya nggak lansung berusaha lagi, tapi sebelum itu kenali pola kegagalan yang lalu, jangan sampai terjadi lagi.

Alhamdulillahnya setelah saya menyampaikan resign tiga hari yang lalu, hati semakin mantap. E-mail saya enggak dibales sih, cuma langsung dikasih tau apa aja yang harus diselesaikan: data video yang masih ketinggalan di laptop yang belum sempat dipindahkan. Well, I’ll always support you, guys!

Di waktu yang sama juga sempat diajak bisnis sama temen, yang pertama usaha JEKO yang foundernya masih terus bersemangat, whoa semangat Mbak! Dan usaha clothing yang konsepnya sebenarnya menarik. Gilak, padahal aku mah apa atuh kalau tentang bisnis? Ibarat mau jadian masih dalam tahap PDKT selama 20 hari.

Karena nggak mau lagi-lagi nggak fokus, akhirnya saya harus menolak dengan sayang dan mesra.

Di titik ini mungkin kamu sebal karena kenapa nggak dari dulu fokus. Tapi ada tahap yang harus segera kamu pijak: bersyukur terhadap apa pun yang terjadi, berterima kasih terhadap segala kesempatan untuk belajar lebih dari pada orang lain, dan keep moving! Buktikan bahwa bisa lebih baik lagi!

“I knew that If I failed I would’nt regret that, but I knew the one thing I might regret isn’t trying.” Jezz Bezos, Founder Amazon.

Atau seperti quotes yang masih menjadi favorit saya sampai saat ini:

“Bersyukurlah karena belum punya semua hal yang kau inginkan. Jika sudah, apalagi yang kau cari? Bersyukurlah saat kau tidak tahu sesuatu karena kau berkesempatan belajar. Bersyukurlah atas saat-saat sulit. Pada masa itu lah kau bisa berkembang. Bersyukurlah atas keterbatasanmu, keterbatasan memberimu kesempatan untuk lebih maju. Bersyukurlah atas setiap tantangan baru, karena tantangan itu akan membuatmu lebih kuat dan berkarakter. Bersyukurlah atas kesalahan yang kau lakukan, kesalahan memberimu hikmah paling berharga. Bersyukurlah saat kau merasa letih dan jemu. Berarti kau telah menemukan hal yang berbeda. Bersyukurlah atas masalah pelik yang kau hadapi karena bisa menjadi sumber karuniamu,”  Arvan Pradiansyah.
Proses belajar fokus yang panjang, tapi Allah knows the best for us, kok! Setelah lelah, saya diberi kesempatan untuk free empat bulan. Semua teman saya sibuk menyiapkan SBMPTN, saya memilih tidak ikut karena saya maunya kuliah di PTS yang ada di Malang hihi. Doakan lolos ya teman-teman!

Free empat bulan ini mungkin kesempatan untuk memperbaiki semuanya, apalagi abis disemangati beberapa hari yang lalu oleh teman saya, Mas Zain:



Pesan yang membuat saya harus bikin to-do list setiap hari untuk memanfaatkan waktu setiap hari. Terus belajar, terus berkarya, terus ngerjain apa yang dicita-citakan meskipun liburan. Yang akhirnya ditantang dengan salah satu teman komunitas, Mas Nasrul:



Whoa, luar biasa sekali! Jangan pernah takut gagal atau tersesat dalam meraih apa yang kamu mau, ya? Karena pasti ada teman-teman yang akan memberikan pencerahan!

Setelah belajar memaknai passion dan fokus dengan proses yang panjang dan sampai sekarang terus belajar... sekarang waktunya bagaimana bisa menjadi lebih baik dari pada sebelumnya, validasi dari proses belajar tersebut.

Saya yakin kamu pernah melewati atau sedang ada di proses ini. Buat kamu yang udah mengikuti passionmu dan fokus, saya ucapkan selamat, kamu keren. Jangan pernah berhenti belajar, ya!

Dan buat kamu yang masih mencari-cari pencerahan, terus belajar, bertemu lah dengan banyak orang, salah satu caranya datang ke event-event kesukaanmu, ngobrol dengan orang baru. InsyaAllah akan tercerahkan.

A photo posted by Sophia Mega (@sophiamega) on


FOCUS, Follow One Course Until Success. Nggak gampang memang, tapi pasti ada celah untuk menjadikannya lebih mudah. Tugas selanjutnya yang harus segera divalidasi, ready? 

Ada dua hal yang sering saya rindukan selain datang ke event: toko buku dan bioskop. Dua hal itu yang sering bikin saya lebih suka be...


Makna Filosofi Kopi

Ada dua hal yang sering saya rindukan selain datang ke event: toko buku dan bioskop. Dua hal itu yang sering bikin saya lebih suka beli buku daripada pinjem buku, dan alasan kenapa saya males nonton di laptop dan lebih memilih pergi ke bioskop, meskipun sendirian.

Dan menjelang UN yang akan berlangsung lusa, saya udah pergi ke dua tempat tersebut di minggu ini! Niat awal cuma mau lihat buku-buku baru, ternyata malah bawa majalah Le Mariage, ya toko buku memang begitu, suka menggoda. Dan hari ini saya baru aja nonton Filosofi Kopi di bioskop.