(Sumber)  “Yah, Soekarno punya banyak istri ya? Hampir setiap negara, Spanyol, Jepang...” “Dari mana kamu tau itu? Nggak bener itu su...

Black Campaign, Menggelapkan Pikiran

http://hermansaksono.com/2014/05/visi-jokowi-vs-prabowo-dalam-hal-korupsi.html
(Sumber)
 “Yah, Soekarno punya banyak istri ya? Hampir setiap negara, Spanyol, Jepang...”
“Dari mana kamu tau itu? Nggak bener itu sumbernya.”

*hening*

“Terus Fatmawati itu minta cerai, tapi akhirnya nggak diceraikan?”
“Enggak, akhirnya cerai kok.”

Berhenti membicarakan topik tersebut merupakan keputusan terbaik, kampret malu gue. Meskipun sumber yang saya dapat terpercaya, tapi Ayah akhir-akhir ini hobi baca buku biografi Soekarno, entah berapa jumlah bukunya. Di ruang tamu, mobil bahkan di kantornya ada buku Soekarno yang berbeda.

Kalau kata Tamus, tokoh novel “Bumi” (Tere Liye): yang menang yang membuat sejarah, yang menulis sejarah. Jadi terkadang sejarah yang kita dengar ada beberapa versi.

Terlepas dari berapa jumlah istri Soekarno, apakah Fatmawati dicerai atau apakah bubur ayam makanan kesukaan Soekarno, saya mengalami keresahan mengenai perbedaan versi kabar-kabar yang saya dengar. Kabar-kabar mengenai Pilpres 2014. Entah di Twitter, kamar asrama, sekolah bahkan kelas public speaking and personality yang baru aja saya ikuti diakhir materi ngobrolin Pilpres 2014.

Faktanya, memang saya belum memiliki hak pilih, 17 tahun aja baru seminggu sebelum Pilpres 2014. Tapi sejak saya suka nonton Provoactive Proactive di Metro TV (dulu, waktu SMP), menikmati buku atau bit-bit keren yang kritis dari Pandji Pragiwaksono dan follow akun Twitter yang hobi ngomongin politik (@Subiakto, @addiems, @pandji, @deteksi bahkan @ernetsprakasa), politik jadi semakin menarik untuk diketahui.

Selain menarik, sebagai anak muda yang kelak menjadi generasi penerus bangsa saya harus mencari tau banyak hal, membaca, kemudian mendiskusikannya itu penting. Karena hal tersebut lebih baik daripada kita sebagai warga negara Indonesia masih berbudaya “katanya”. Dan budaya “katanya” ini lah yang membuat politik.. memuakkan. Bikin pikiran gelap, nggak sehat.

“Jokowi itu JIL (Jaringan Islam Liberal).”

Oalah sik usum konspirasi koyo ngono, masih ada aja berita nggak jelas kayak gitu. Kalau berita ini dibawa ke masyarakat 20 tahun ke atas, rata-rata mereka sudah cerdas. Tau mana berita yang layak dikonsumsi dan tidak. Yang baru 17 tahun, bahkan saya yang belum 17 tahun? Nggak semuanya bisa memilah berita yang benar dan tidak. Buktinya cerita percakapan saya dengan Ayah tentang Soekarno.

Dari kabar nggak jelas semacam itu, teman-teman saya mulai termakan media bahkan mengompor-ngompori teman-teman lain bahwa Jokowi bagian dari JIL. Akhirnya saya mencari tau kebenarannya dan semua itu tidak benar (sumber: klik), ini hanya permainan menciptakan pro dan kontra di masyarakat dengan berita yang tidak jelas sumbernya, black campaign.

Di saat tim sukses sedang sibuk berkoar-koar tentang visi misinya masing-masing, tentunya ada juga yang sebaliknya. Black campaign dan negative campaign tidak bisa dihindari lagi. Wajar, tapi tetap harus berhati-hati.

Apa sih bedanya black campaign dan negative campaign?

Black campaign, pengungkapan sesuatu dari sumber tidak jelas sehingga susah dibuktikan, bahkan tidak bisa dibuktikan karena fitnah. Contohnya, Jokowi gay. Sedangkan negative campaign, kelemahan dan masa lalu kandidat dari beberapa sisi dan berita ini jelas sumbernya. Contohnya Prabowo pernah menculik mahasiswa.

Jokowi gay jelas itu hanya lelucon. Atau Jokowi termasuk JIL juga hanya black campaign. Sedangkan Prabowo pernah terjerat kasus HAM itu benar adanya, beliau pun mengakuinya. Jusuf Kalla beberapa tahun yang lalu sempat menganggap bahwa Jokowi belum pantas menjadi presiden, termasuk negative campaign.

Intinya lebih cerdas lagi dalam mengkonsumsi berita, kalau pun tau tentang berita yang cenderung ke black campaign nggak perlu lah dibahas. Karena nggak semua orang bisa memilah berita dengan baik, nggak semua orang bisa bijak terhadap berita yang ia terima. Kalau baru denger satu berita, langsung cari sumber yang terpercaya. Lupain deh budaya "katanya".

Asik kali ya kalau Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta bikin program semacam #mengadilianies. Dari program tersebut, masyarakat jadi tau yang sebenarnya terjadi dan pemikiran dari Anies Baswedan. Coba deh cari di Youtube. Cara yang ampuh banget untuk mencerdaskan anak muda. Jadi nggak mudah termakan media yang sering nggak jelas sumbernya. 

Dan satu tips lagi nih buat yang hobi ngomongin politik, saya rasa tidak perlu menunjukkan secara terang-terangan kita memilih siapa di dalam diskusi yang ringan. Nanti dikira bayaran lagi hahaha. 

Karena, kata Nasihin Masha di Kompasiana:

Sebetulnya, siapapun pemenangnya, kedua pasangan ini memiliki pandangan ekonomi yang relatif sama. Mereka mengutamakan pemerataan ekonomi dan nasionalisme ekonomi. Yang membedakan keduanya adalah pada preferensi masing-masing dan orang-orang di sekelilingnya. Pada titik inilah kita menilai rekam jejak, karakter, dan link up masing-masing kandidat menjadi sangat penting.
Siapapun yang terpilih mereka adalah presiden kita.” (Sumber)
Bener banget, Prabowo-Hatta atau pun Jokowi-JK mereka punya niat yang Insya Allah baik, memajukan Indonesia. Mereka punya plus dan minusnya masing-masing, bergantung kepada kita masing-masing lebih pro ke program siapa, hati nurani lebih berkata ke arah mana.

Yuk hindari black campaign, biar pikiran nggak jadi gelap! Dan adanya Twitter di-banned atau nggak, tahun depan ada Ujian Nasional atau nggak, blogger masih bisa menulis dan menyampaikan pikirannya tergantung 9 Juli 2014 nanti, yuk gunakan hak pilih kamu! Karena satu suara sangat berarti. Sampai jumpa 9 Juli 2014!! *sok sok udah punya hak pilih*

Gara-gara sumpek sama black campaign, jadi ada ide bisnis. Insya Allah, sebelum Pilpres 2014 udah launching. Hoho, doain yak!

55 comments:

  1. 'gara- gara sumpek sama black campaign, jadi ada ide bisnis' bisnis apa ya mbak? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah fokusnya kok ke ide bisnis gini hahahaha. Ide bisnisnya, ikutan black campaign ke lawan kandidat terus kita dapet bayaran hahaha. Ya nggak lah, ada deh. Kalo udah launching, kamu wajib beli *halah*.

      Delete
    2. 'ikutan black campaign ke lawan kandidat terus kita dapet bayaran' wiih nakal iki, yah pokoke buat pengetahuan tambahan lah buat besok kalau udah punya hak pilih, masih 3 tahun lagi aku. Ee iyaa kalau udah launching kabarin ya mbak XD

      Delete
    3. Hehehehe. Eh emang umurnya berapa?
      Oke deh! :D

      Delete
    4. eehh kliru teh. 2 tahun lagi punya hak pilih. lupa kalo kemarin barusan umur 15 tahun. hehehehe. gapapa toh baca ginian sapa tau nanti jadi aktivis politik 'ngawuriki' hehehehehe

      Delete
    5. Semoga deh bisa jadi aktivis politik beneran, tapi jangan lupa... tetep jadi orang yang baik ya. Kali aja bisa mengubah politik Indonesia lebih baik lagi. :))

      Delete
  2. Kalau prabowo menculik mahasiswa itu kedengerannya serem banget ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tau tuh si Pandji hahaha. Lebih sopannya lagi sih: "terjerat kasus HAM" :D

      Delete
    2. Petrus = penembak misterius, itu bukan? Tapi semoga itu hanya masa lalu, biar kalo nantinya terpilih ga ada yg begituan lagi.. Amin..

      Delete
    3. Ini detailnya mas: http://id.wikipedia.org/wiki/Penculikan_aktivis_1997/1998
      Iya masa lalunya kok hoho, aamiin.

      Delete
    4. Oke, gue doain gak pake culik-menculik.. Dan gak pake nembak-menembak. Kecuali nembak cewek *eh

      Delete
  3. berani ngebahas politik di blog personal ternyata hahaha . . . but, your mind is very amazing for 16th girls. sometime you can like najwa sihab maybe (bener gak tulisannya? hehehe . . .) ati - ati meg, bisa kepleset. :) mega guuut, mega guuuuut (y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelumnya aku juga takut mas, takut terlalu rasis apa nggak. Akhirnya aku minta temenku baca, katanya masih wajar. Aku publish deh hohoho. Omaygat, Najwa Sihab. Dia keren banget :')
      Hehe untuk kapasitas sekarang masih belum berminat gabung di politik deh hahaha mending bisnis. xD

      Delete
    2. pemikiranmu emang ngeten (y), salut. tapi kalo menurut aku sih kalo belum menguasai dan paham betul mendingan jangan dulu deh. kita harus mengerti dan mempelajari tapi untuk campur tangan rawan banget, apalagi main opini semacam blogger dan belum mempunyai nama yg gede gt. salah bisa fatal.

      Delete
    3. Iya mas hehe. Untuk opini dan ditulisin di blog nggak masalah kok, penulis2 kompasiana lagi banyak2nya yang nulis kayak gini. Ya itu tadi tapi, harus hati-hati. Kalo nulisnya aneh-aneh ya... fatal. :D

      Delete
  4. sorry meg, mungkin aku tidak terlahir sebagai pengamat politik karena nilai PKN di rapot aku hampir semuanya kepala 7 :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurutmu aku nggak Fer? Nilai PKNku selalu jelek, bahkan selalu remedi. Nilaiku pernah 4 di PKN dan diledekin guru PKNku gara-gara hobi tidur di kelasnya hoho. Nilai raport itu "nilai yang tidak menilai". Santai aja :D

      Delete
    2. yang penting mah pemahaman dalam kehidupannya. liat pandji bit pendidikan di mesake bangsaku (y)

      Delete
    3. Nah bener banget!! Nggak guna juga kan nilai selalu seratus tapi nggak ke pake di kehidupan sehari2. Tsaaaah.

      Delete
  5. ntar malah prabowo nyulik jokowi,bisa jadi ._.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hus hus, jangan mengira yang macam2. Prabowo emang pernah terjerat kasus HAM, ya menculik mahasiswa. Tapi pasti beliau sudah bertaubat kan. Itu masa lalunya beliau. :D

      Delete
    2. Siapa yang bilang prabowo terkait penculikan mahasiswa?

      Delete
  6. “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
    membawa suatu berita, maka
    periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6]

    :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nih. Intinya cari sumber sendiri sebanyak-banyaknya, jangan asal percaya dan jangan asal koar-koar tapi gak tau aslinya. O:)

      Delete
    2. Sumbernya bener banget! :D

      Iya harus cari sumber sebanyak-banyaknya, tapi ya gitu kadang anak seumuranku itu masih pake budaya "katanya". Aku juga masih sering kok wkwk. Masih labil, gampang percaya. xD

      Delete
  7. Hah! Apa?! jokowi gay?! tadinya gue mau komen gitu, tapi nggak jadi aja lah~

    ReplyDelete
  8. ciyee belum 17 udah ngomongin politik wkwk. gue juga sering kesel sama kampanye hitam atau yang disebut black campaign itu. mereka itu mungkin gaada kerjaan kali yaa ngomongin kejelekan orang. bukannya sebaiknya menyebarkan sisi positif dari kedua capres tersebut biar masyarakat itu tahu mana yang terbaik, bukan malah menyebarkan berita yang gaada gunanya gitu. kalo kampanye negatif sih, masih bisa dimaklumi karena memang itu sisi negatif dari capres, tapi kalo kampanye hitam kan ga masuk akal dan gaada gunanya.

    yaa pokoknya semoga masyarakat sadar aja deh dan memilih yang terbaik sesuai dengan hati nuraninya.

    btw itu lo mau adain bisnis apaan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya bener banget! Black campaign itu nggak ada gunanya, malah menurutku bikin orang yang liat atau ketika dia menyampaikan pengungkapannya yang enggak2 itu aku ngeliatnya norak banget. Kalo negative campaign emang penting juga sih kita tau, biar lebih srek kita milih siapanya. :D

      Aamiin. Bisnis..... ah ada deh. :))

      Delete
  9. Politik banyak pertimabangan meg, dibalik dari black or negatif campaign.
    Dibalik visi dan misi calon yang perlu di tinjau ulang dan di pelajari adalah ada apa dibalik sebuah kekuatan? ada apa diabalik sebuah koalisi?. Siapa dalang di belakang calon tersebut? bisa jadi visi misi, dan gerakannya bagus namun dibalik itu semua Indonesia makin di gregogoti oleh sebuah kepentingan. Dan apa bahayanya bagi umat beragama?

    Emang gak bisa sempurna, tapi sebaiknya memilih yang lebih Indonesia dibandingkan dengan lebih luar negri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih banyak lagi yang ada di belakang black dan negative campaign. Masih banyak lagi yang harus dipikirin. Wooh wooh. Wajib baca lebih banyak lagi abis ini. "Lebih indonesia" ya? :O

      Delete
  10. Bener emang, kita yang hidup di masa ini, sulit untuk bisa dapet sumber sejarah yang emang bener adanya. Yah, sifat dasar manusia memang bermacam ragamnya. Selalu melebih-lebihkan, mengkurang-kurangkan, manupulasi, merendah, sombong. Yah, tetaplah berusaha mencari tau dengan cara yang benar. Asal kita udah usaha, biarkan Tuhan menggambil gilirannya. Menjalankan takdir kita.

    ReplyDelete
  11. postinganmu berat sekali, bukan masalah loadingnya sih tapi topik artikelnya, ohoho. ngomongin politik euy XD
    gue masih cabe rawit yang bingung masalah beginian *nggak ada hubungannya sama cabe2an*
    ini komentar kok nggak nyambung sama artikelnya sih -.- sorry sop hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak papa kok Sensei, aku orangnya selalu ngertiin orang lain :")

      Delete
  12. Hei kamu! iya kamu.. gue mau kasih award nih, cek ya di http://hendrulll.blogspot.com/2014/05/the-liebster-award.html tengkiyu! :p

    ReplyDelete
  13. Sebuah penilaian yang bagus meg.. Sayangnya kita sebagai remaja yang cerdas cuma bisa menilai, menilai dan membedakan. Kalo di bahas lebih panjang mungkin akan memusingkan, tapi emang ini apa adanya. Sebuah pemikiran remaja banget. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. "Remaja" banget ya? Tapi nggak ada salahnya sih kalo tau lebih dalem lagi, lebih panjang lagi. Tau lebih banyak nggak salah kok, dari pada kurang pengetahuan :D

      Delete
  14. jadi begini.. semoga aja presiden yang terpilih nanti bisa memperbaiki sekaligus membangun.. :D

    ReplyDelete
  15. Kampanye item ini sudah berlangsung sejak beberapa minggu lalu, sampe di semua sosial media isinya menjelek-jelekkan salah satu capres. Bahkan ada yang serang-serangan. beuh... Kemarin aja aku dapet SMS blekempen -_______- Sialnya, masyarakat belum sadar sepenuhnya tentang politik dan langsung mempercayai berita itu. giliran kuberi penjelasan, malah aku dibilang simpatisan -_______- Yaudah deh.
    Aku setuju banget itu tentang penghapusan budaya 'katanya'. Bener banget. sip! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo orang kena black campaign tau kalo itu salah, syukur. Kalo enggak dan percaya? Rempong juga. :D

      Delete
  16. emang kayanya ini pendukung capres udah kaya pendukung bola.
    saling ejek saling nyinyir sana sini..

    kalo saya sih bodo amat. yang jelas tau visi misinya aja udah cukup.
    masa lalu biarlah berlalu. toh gak bisa diulang juga kan..

    tinggal nanti tunggu tanggal mainnya siapa yang bakal menang
    hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget, kayak pendukung bola xD

      Delete
    2. Justru masa lalu penting. Banget malah. :))

      Delete
    3. Sebagai pertimbangan. Tapi kalo dianya udah tobat gimana bang? xD

      Delete
  17. Hahaha. Iya sih. Bbaru ngeh kalau umur ternyata ngaruh banget dalam nilai beginian. Buat yang baru mau 'mulai' dan sok-sokan bahas politik jadi gampang kemakan. Hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ngaruh banget, contohnya tulisan ini. Keliatan banget siapa yang nulis -__-v

      Delete
  18. Contoh negative campaign: Jokowi terkait korupsi bus Transjakarta.
    Jadi, menururt saya dalam kampanya Negative Campaign itu masih diperbolehkan, karena dari segi itulah kita bisa tahu kelemahan capres..

    ReplyDelete
  19. Wah keren ini mah postingannya ngebahas politik haha
    Jadi malu ama diri sendiri, soalnya lebih tua -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak masalah kok, kan nggak semua orang juga suka nulis2 tentang politik xD

      Delete