“Oleh karena itulah mendaftarkan anak untuk ikut les piano atau kegiatan olahraga sangat penting. Ini bukan soal membentuk musisi yang bagu...

Piano Street Concert, Musik adalah Kebutuhan

“Oleh karena itulah mendaftarkan anak untuk ikut les piano atau kegiatan olahraga sangat penting. Ini bukan soal membentuk musisi yang bagus atau bintang sepakbola berusia lima tahun. Sewaktu kita belajar memaksa diri berlatih sejam atau berlari lima belas putaran, kita mulai membangun kekuatan regulasi diri. Seorang anak berusia lima tahun yang bisa mengikuti bola selama sepuluh menit nantinya menjadi anak kelas enam yang bisa mulai mengerjakan PR tepat waktu,” Heatherton, The Power of Habit by Charles Duhigg.
Terkait dengan apa yang dibicarakan Heatherton, membuat saya merasa beruntung datang ke Piano Street Concert yang diselenggarakan DOVER MUSIC di depan My Kopi O! (depan MX Mall) hari Sabtu, 8 November 2014 yang lalu.
PIano Street Concert
Lokasi Piano Street Concert.

Akhirnya saya datang ke lokasi Piano Street Concert, setelah diingetin berkali-kali oleh temen-temen kalau udah ditungguin owner Dover, hehehe. Sebelumnya abis meeting kelanjutan BudalSist sih, terlebih untuk CEO selanjutnya. 

Dimulai lah sesi wawancara, nama ownernya Eddy Suprapto. Saya kira orang luar Indonesia, ternyata enggak. Arek Malang, ker! Iya, katanya sih orang Malang asli.
Owner DOVER Art & Music School
Nah ini waktu lagi wawancara.

Yang menarik dari Om Eddy dan tim Dover lainnya adalah… niat tulusnya memperkenalkan musik. Jadi nggak ada unsur strategi marketing sama sekali, mereka iseng aja bikin Piano Street Concert, karena biasanya hal semacam ini seringnya ada di luar Indonesia.

Alasannya sederhana banget, nggak semua orang pernah pegang piano asli, dan Om Eddy pengin ngajakin orang-orang tau dan pegang langsung piano yang asli.

Om Eddy ini 10 tahun di Amerika, kuliah di sana dan berilmu tentang musik juga. Hingga akhirnya beliau kembali ke Malang, bikin DOVER MUSIC PRODUCTION dan sekarang juga ada DOVER SCHOOL OF MUSIC & ART.

Mungkin ini bukan menjadi opini Om Eddy aja, saya pun sepaham, dan mungkin beberapa di antara kalian juga sepakat. Di Indonesia kesadaran pentingnya bermain musik itu kurang banget, nggak semua orang tau kalau musik baik untuk pertumbuhan.  

Contoh kecilnya, ulasan dari Heatherton tadi, mungkin kalau saya belum baca buku The Power of Habit, saya masih bingung terhadap orang tua yang kekeuh agar anaknya ikut kursus musik. Mungkin saya nggak percaya bahwa ada anak kelas 5 SD yang bosan dengan rutinitas sekolahnya, udah sekolah sampai siang di sekolah, terus harus les lagi, akhirnya memutuskan ikut kursus musik dan berdampak baik di prestasi sekolahnya yang meningkat sesuai kisah nyata yang diceritakan Om Eddy.

Apalagi ada yang menganggap musik itu sama sekali nggak penting, iya beneran. Bahkan orang semacam itu ada di dekat saya. Saya sempat mendapati beberapa kali gitar ringsek karena dibanting hanya karena teman-teman saya bermain gitar malam-malam.

Memang, musik bisa membuat orang lalai menurut beberapa kepercayaan. Bukan berarti nggak baik, kan? Hanya bisa membuat lalai. Huh, ngeselin!

Setau saya sih, kamu adalah lagu yang kamu dengar. Kalau terlalu sering mendengarkan lagu galau, pasti deh orangnya galau. Tapi, open up your mind guys, banyak banget kok musik yang mencerdaskan, ketika kita main atau mendengarkan musik dampaknya bepengaruh positif untuk pertumbuhan secara jasmani maupun rohani.  

Bahkan Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah aja main biola! Ahmad Dahlan lewat alunan musiknya bisa mengajarkan anak-anaknya untuk berbudi pekerti yang baik lho. Luar biasaaaahhhhh!! Salah satunya lewat lagu Lir Ilir, itu bukan sekedar lagu yang dihafalkan anak SD dan ada di buku lagu-lagu daerah, ada pesan yang mendalam.

Bukan karena apa-apa sih, mungkin di antara kalian lagi bimbang tentang baik dan nggak baiknya musik karena beberapa opini dan prinsip orang lain. Mungkin opini saya bisa kalian pertimbangkan juga. Asek.

Atau ada beberapa orang tua yang nggak suka anaknya main musik. Hanya karena akademik adalah segalanya, nilai 100 hanya bisa diraih jika setiap harinya menghafalkan buku pelajaran. 

Padahal.. nggak juga, banyak cara lain yang kalau di The Power of Habit itu dikenal dengan istilah ‘small wins’, ada sebuah rutinitas yang sebenernya nggak nyambung tapi bisa menunjang dan mendukung kita secara tidak langsung untuk menjadi sukses. Nanti bakal bahas bukunya di sini deh, tungguin ajah!

Nah, mungkin kesadaran yang semacam itu yang ingin Om Eddy sampaikan untuk Indonesia, lebih khususnya di Malang. Musik adalah kebutuhan, musik baik untuk pertumbuhan. Banyak orang sukses yang bermain musik! 

Jadi gimana sih konsep acara Piano Street Concert ini?



Jadi ada sebuah piano, yang katanya mindahin dari studio ke lokasi Piano Street Concertnya aja udah sejuta. Orang-orang yang lewat di depan My Kopi O! boleh nyoba main, bebas, semuanya boleh. Mulai dari yang jago sampai yang sekedar pengin nyoba.

Free to try
Iya, coba aja! Mumpung gratis!
DOVER MUSIC PRODUCTION

Ini Om Eddy dan temennya lagi main piano dengan asyiknya, bahkan sesudah itu, temen Om Eddy yang pakai kemeja putih main biola. Keren!

Musik adalah kebutuhan

Yang pakai kerudung biru itu temen saya, kalau saya sih biasa panggil Cece, kalau orang lain kebanyakan manggil dia Icha. Dia main bareng sama cewek yang kami kira seumuran, ternyata dia baru kelas X. Di sini semuanya menyatu, dia beda agama dan berasal dari sekolah yang ada label agamanya, dan kami pun dari ‘madrasah’ bisa main bareng dengan akrab. Ini baru Indonesia!



Tiba-tiba ada mas ini yang ikut main, suaranya enak, dan kacamata fullframe itemnya bikin langsung autofocus hahahaha. Hai, Mas! Suaranya… keren!

Violin Street Concert
Ini jadinya nggak cuma Piano Street Concert,
tapi sekaligus Violin Street Concert hehehe.
Udah bisa bayangin gimana seru acaranya? Udah pengin main musik? Jangan ragu! Main ajah! Saya juga main gitar, ya meskipun main 'se-kena-nya'. Atau paling nggak, selain memperkaya baca buku, memperkaya referensi musik yang mencerdaskan oke juga. 

Kalau tentang musik, saya sih suka The Tree and The Wild, kalau denger musik mereka atau ketika mereka main musik, kerasa banget mereka menikmati musiknya. Kedua, Payung Teduh, bener-bener bikin teduh! Banda Neira, lah ya ini, musiknya unyu, bahasanya ringan tapi bermakna. Atau yang kebanyakan kalian tau, Tulus! Ah, Tulus, super deh! Dan semuanya yang baru saya sebutin, orang Indonesia semua. :) 

Writing with passion

Setelah menikmati permainan musik mereka, saya duduk nggak jauh dari sana. Nulis draft untuk postingan ini, yang baru punya kesempatan dipublish sekarang. Ada yang saya dapatkan lagi dari DOVER selain pentingnya musik untuk kehidupan. Tim mereka nggak ada yang nggak bisa main musik, emang dicari yang passionnya di musik. Emang yaaa, kerja menggunakan passion itu luar biasa hasilnya! Sukses terus ya Dover! *langsung semangat nulis lagi*

Oh iya, kamu bisa dapetin cerita Piano Street Concert versi temen saya, namanya Ira. Nih klik aja: PIANO STREET CONCERT.  Dan info ter-up-to-date tentang Dover, cek ajah twitternya: @Dover_Music.

22 comments:

  1. Duh, jadi ngiri mba meg, pengen bisa maen alat musik nih, padahal selama ini nganggep kalo musik itu cuma hiburan doang, ternyata kalo dipikir" pentng juga.hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk main musik! Belajar aja otodidak, aku nggak kursus kok, iseng main doang. :D

      Delete
  2. Wuhuuu asik banget ya kalo emang kerja sesuai passion, bakal luar biasa pastinya. Jadi keinget dulu sempat bisa main piano dan udah interested serius banget tapi terkendala hal akademis, hmm. Entah kenapa sampe sekarang masih nyesel aja kalo nginget hal itu. Eh btw itu ngedraftnya pake tulisan tangan? :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sayang banget kalo udah bisa main piano dan suka nggak dilanjutin, lanjutin aja lagi, sebelum terlambat. *halah* Iya hehe, ngedraft pake tulisan tangan, kalo nggak langsung ditulis kalo lagi ada ide suka lupa sih :D

      Delete
  3. Pas banget buat orang yang suka musik nih :'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emang kamu nggak suka musik? Kenapa emotnya sedih gitu? :(

      Delete
  4. Wah itu sadis juga ya. Seruu. Kalo ada gue pasti langsung rusuh. Hahaha. \:3/
    Eniwei, itu kalo tiba-tiba hujan gimana itu meg si pianonya? sayang banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untung aja nggak ada ya...... Selamatlah Dover.
      Iya sih, awalnya acara mau dimulai jam 3 gitu, cuma Malang lagi rajin-rajinnya ujan jam segitu. Akhirnya nunggu reda sampe setelah maghrib, pianonya nggak bisa kena air soalnya.... Jadi mikir gimana kalo banjir ya :''

      Delete
    2. Iya makanya. Bisa kalo kena air. Tapi langsung hancur. Untung acaranya gak di bogor ya. \:p/
      Gue jadi pengin bisa main alat musik deh. Kayaknya keren aja gitu orang yang bisa main musik.. *meratap*

      Delete
    3. Emang Bogor tuh sering banget hujannya ya bang? Jadi kepo, kapan-kapan mampir ah :D
      Ayo, main aja! Beli aja dulu, kalo udah beli pasti mau-nggak-mau jadi belajar ~

      Delete
  5. itu acara ada tiap bulan apap gmn meg?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini acara jarang-jarang sih ada di Indonesia, apalagi piano kan. Sempet sih kemarin-kemarin main ke CFD Malang, ada yang main cello di jalan gitu. Cuma ya gitu, orang Indonesia kurang menyadari bahwa semua itu keren, jadi sepi hehehe. Kalo yang acara ini sih, mereka bilang iseng aja bikin, jadi nggak pasti kapan selanjutnya ada lagi. Tapi kata masnya sih, bakal ada lagi, cuma masih dirahasiain. :D

      Delete
  6. Aku udah baca sebelumnya di blog Ira. Keren banget acaranya. Sayang gak bisa dateng. Huft.

    Baca tulisan ini jadi inget jama SMA. Pulang sekolah bisa main bola, main musik, pokoknya melakukan kegiatan non-akademik. Tapi di kuliah skrg, mau begini susah. Bahkan mau nulis aja harus nyuri2 waktu.

    Btw buat tulisannya keren! Sebenernya tulisan yg beginian yg disukai pembaca. Nambah informasi. Pengetahuan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lho masa sih mas susah gitu kuliahnya? Jangan biarkan aku membayangkan yang tidak-tidak, padahal itu kan udah nggak asrama, nggak ada peraturan-peraturan annoying yang bikin nggak bisa kemana-mana :')

      Alhamdulillah kalau gitu, aku kirain bakalan terlalu panjang. Makasih banyak maz-dauz-yang-zalah-nuliz-aja-uda-keren.

      Delete
  7. Mega... liputan kamu bagus banget. Porsinya pas, gak berlebih. Enak dibaca. ^^

    Keren ya kalau ada acara musik di jalanan, apalagi kalau aku lihat dari foto-fotomu, konsepnya elegan sekali. Aku tunggu liputanmu berikutnya ya ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Serius? Makasih banyak feedbacknya. Awalnya aku ngiranya ya kepanjangan gitu, bahkan yang bukan 'pembaca awam' (alias hobi ngescroll doang) bakal ngescroll tulisan ini hueheheh.

      Iyaaaa gitu, jadi asik, kita yang jarang ngeliat alat musik yang biasa main di orkestra jadi bisa liat langsung. Heheu, iya, siap!! :D

      Delete
  8. Keseharian lo enak banget, Meg. Perasaan dikit-dikit ada event. Lah gue? Gue malah bosen di rumah nggak ada apa-apa. *curcol

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emang tinggal di mana? Mungkin kamu aja yang nggak peka kalau di luar rumah banyak event. Aku ini aja maksa-maksa ikut event, kalau nggak nekat dan nggak takut diomelin, dihukum, bahkan diskors..... ya nggak bisa ikut acara ginian. Maklum anak asrama haha. Semoga kamu bisa sering ikut event deh, browsing-browsing ajah, atau follow yang emang khusus ngeshare event di kotamu and... have fun! Goodluck! :D

      Delete
  9. Eaaaaak postingan ini unyu! Wkwkwk apalagi ada promosi blogku juga /plak/
    Om Eddy keren bangeeeett!

    ReplyDelete
  10. Gitar ringsek gara2 main malem malem...kayaknya aku paham deh meg. Sudah rindu malang sekali niih ada event taun baru apa di malang ya kira2.?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita memiliki pikiran yang sama kok mas xD Hah, rindu, rindu, tapi nggak ke Malang. Buat apa rindu? Opoto, Meg wkwk. Ayo mampir ke Malang, katanya mau meet up universal. Aku nggak tau event apa yang asik di tahun baru, tiap tahun baru aku hanya di kamar wkwk.

      Delete