“Kamu pasti seneng kalau tak
ajak ke sini.”
Gitu kata Arif, katanya ‘di
sini kopinya, kopi banget’, Apresio namanya. Selain itu harganya juga terkenal
dengan ‘murah dan enak’. Saya biasa aja sih ngeresponnya, nggak terlalu tertarik
juga, tapi kalau diajakin ya nggak nolak. Bisa dibilang saya cenderung skeptis
atau ragu kalau mau diajakin ke kedai kopi yang belum pernah saya datangi (selain
karena males lihat menu baru dan bingung mau pesen apa).
Satu hal yang bikin saya ragu adalah:
banyak cowoknya nggak ya. Emang
nggak bisa dipungkiri para penikmat kopi adalah cowok, tapi ada beberapa kedai
kopi yang semua-semua-semua-semuanya isinya cowok, kan jadi sungkan mau masuk.
Selanjutnya, sering beberapa
kali zonk dengan kedai kopi yang
mahal, dua sampe tiga kali ada kali ya. Beberapa kali juga kena zonk dengan kedai kopi yang murah, bikin
saya mikir dua kali kalau ditawarin, “Mau dibeliin kopi, Meg?” Kalau saya nggak
doyan kan ya sayang, mending langsung ke sana dan nyoba.
Saya pernah tuh ditawarin
dibeliin kopi gitu, tapi saya tolak karena saya anggap ‘meragukan’. Bukan
karena saya bilang nggak enak sebenernya, tapi ya cocok-cocokan itu tadi.
Apalagi saat itu saya belum tau single
origin apa yang saya suka.
Saya nggak paham-paham banget
sih soal kopi, tapi buat saya kopi tuh kayak skincare, cocok-cocokan. Nggak selalu skincare yang mahal itu cocok sama kita, begitu pula sebaliknya,
sama kayak kopi. Analoginya skincare, ya
biarin, bodo amat hahahaha.
Yha, sedikit desclaimer soal kedai kopi dan kopinya
ya.
Lama cuek dengan ajakan Arif
yang selalu suka banget ke Apresio, akhirnya saya memutuskan untuk minta
diajakin ke sana. Semua karena Mas Azi sih, waktu saya lagi ngopi ke DW Coffee,
saya nyobain Kalosi French Press dan update
di Linkedin (ya Allah iya iya di Linkedin, tapi updatenya ada kaitannya
sama kerjaan kok hahahaha).
Kenorakan update pagi itu membawa hal yang baik kok, Mas Azi langsung
nyaranin buat nyobain Arabikanya Karang Ploso (Karlos) yang asamnya lebih pas
dibandingkan si Kalosi. Iya eh, Kalosi asamnya itu kayak ada orang ngomong
nggak enak terus keinget terus, iya gitu pokoknya :(.
Kepo dong dengan Arabika Karlos
ini, sebenernya saya udah pernah coba kopi Karlos, tapi yang Robusta. Kalau
ditanya rasanya, saya cuma bisa jawab, “Ya pahit.” Tapi Mas Azi bilang kalau
Arabikanya lebih cihuy dan asamnya pas. Kebetulan saya lebih suka kopi yang ada
asamnya. Kata Mas Azi, di Apresio available
untuk single origin satu ini. Wuhu
gimana yaaa rasanyaaaa.
Sebelum berangkat ke Apresio,
saya dan Arif pake debat kecil dulu.
Saya : “Aku bawa kamera ya.”
Arif : “Duuuuh gak usah, gelap, nggak ada yang di foto.”
Gak tau kenapa imajinasi saya
tuh terlalu tinggi, yang ada di bayangan saya jadinya Apresio itu kedai kopi
yang super remang-remang!! Tapi karena penasaran sama Arabika Karlos dan mau
ngereview di blog, saya masing ngeyel dan nggak mau tau dengan segala alasan
Arif, pokoknya bawa kamera!
Di perjalanan kita ngobrolin
soal Apresio. Saya agak penasaran kenapa kedai kopi Apresio ini sering disebut
‘Armor’, padahal kan beda jauh. Ternyata ada sejarahnya saudara-saudara. Dulu
tuh, di tempat yang sama, ada juga kedai kopi yang namanya Armor. Terus
tiba-tiba Armor tutup dan jadi Apresio. Makanya masih sering disebut 'Armor'.
Apresio ini lokasinya di Ruko
Ditas, tepatnya di Jalan MT. Haryono Kav. 11 Ruko Ditas. Kalau dari arah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) jalan lah menuju arah Soekarno Hatta,
jangan ke arah Batu ya, nanti kamu malah nyasar tak tau arah kembali. Lurus aja ke arah Soekarno Hatta, sebelum jembatan Soekarno Hatta, di kanan jalan ada sederetan ruko kayak Citra, Zoya,
dsbnya, sebrangnya ada RUKO DITAS yang depannya ada toko tas. Nah di situ tuh,
masuk ke wilayah ruko-ruko, jadi kalau dari arah UMM di kiri jalan ya.
Nggak ada tulisan yang jelas
sih di Apresio, tulisannya ada di dalam ruangan, nggak kelihatan. Tapi pasti udah
tau kok mana yang kedai kopi, karena seperti foto di atas, pemandangan biji
kopi dan tone kedai yang ‘warm’ udah bakal kelihatan banget deh.
Secara personal, saya lebih
suka kedai kopi yang suasananya hangat, meski sesederhana Apresio. Semacam
8ozcoffeestudio yang minimalis dengan tone warna putih atau Boim Koffie Malang
dengan tone black and white saya kurang nyaman, kayak dingin gitu suasananya. Kembali lagi, cocok-cocokan, ada yang kurang peduli dengan suasana, tapi kalau saya cukup peduli dengan hal ini.
Ternyata nggak seremang-remang
bayangan saya kok, biasa aja, tetep terang dan yang paling penting tetep bisa
difoto, nggak kayak yang dibilang Arif. Suka banget ngelihat deretan biji kopi
dan bisa lihat langsung baristanya ngapain aja. Langsung deh saya pesen Arabika
Karlos (kalau nggak salah saya pesan dengan metode French Press) yang untung aja masih ada biji kopinya dan Arif seperti biasa dia pesan Vietnam Drip.
Sembari menunggu kopi, saya
memotret sekeliling. Tempatnya kecil dan memang benar kalau hampir 90% cowok.
Sampe sekarang saya belum pernah ke sana sendirian sih, sebenernya mau nyoba
sore-sore gitu main ke sana, tapi belum sempat aja.
![]() |
Mas Jude! |
Barista yang cukup terkenal di
Apresio ini adalah Mas Jude. Nggak susah mencari tahu Mas Jude, cari aja yang
pake kacamata dan lucu banget orangnya. Nah itu hahaha. Kedekatan antara
barista dengan penikmat kopinya juga bisa didapatkan di sini.
![]() |
Ini tangan Ersa, gelangnya lucu ya. Hahahaha. |
Saya nggak berdua sama Arif aja
di Apresio, nggak lama saya memotret sana sini, datang teman-teman Arif. Ada
Ersa, Aldin, Yusril dan masih banyak lagi. Kebetulan Ersa ini lebih paham kopi
daripada saya, akhirnya dia ngeledekin saya, “Ngopi itu di sini, Meg. Kok ke DW
terus.”
Hwehehe, bukannya nggak mau
pindah, tapi ya itu tadi, saya cenderung males ke tempat baru. Kalau buat Ersa,
kopi di DW itu udah enak tapi kurang strong.
Katanya sih lebih kuat di sini dan plus-nya
dari Apresio ini selalu available single
origin dari Sabang sampai Merauke. Bener-bener capek lihat menunya, bingung
mau pesen apa saking banyaknya, tapi jadi bisa nyobain kopi dari berbagai
daerah dan Negara.
Ersa cerita banyak soal kopi, saya
cuma dengerin aja. Kalau nggak salah nih, andalan Ersa di sini Papua Baliem.
Ngobrol lama, akhirnya kopinya datang juga! Foto-foto sebentar dan langsung
menikmati.
![]() |
Ini nih Arabika Karang Ploso! |
Wih bener kata Mas Azi,
Arabikanya Karlos emang asamnya pas dan enak banget. Saya kurang nyaman dengan
asamnya kopi Sulawesi, ya itu tadi, kayak abis diomongin nggak enak terus
keinget terus, asam banget. Kalau Karlos ini bener-bener pas gitu, terima kasih
Mas Azi rekomendasinya! :D
Kopi Karang Ploso adalah kopi dari daerah Karang Ploso. Karang Ploso sendiri merupakan daerah di Kabupaten Malang, ya kopi lokal Malang! Dan itu rumah saya lho hahaha. Kopi lokal Malang emang udah terkenal deh di Internasional, langganan ekspor malah. Kopi Dampit terutama yang paling terkenal. Dari kota Malang saya baru coba si Karlos (Arabika dan Robustanya) dan Arjuna sih. Tapi paling favorit ya Arabika Karlos ini.
Sempat tergelitik, kok ada ya Kopi Karlos? Waktu saya baru tahu kalau rumah saya merupakan penghasil kopi yang oke juga. Saya ketawa waktu mau pesen kopi itu (waktu itu di DW Coffee). Eh ternyata enak. Kopi lokal nggak kalah kok sama kopi-kopi internasional, serius deh.
Kopi Karang Ploso adalah kopi dari daerah Karang Ploso. Karang Ploso sendiri merupakan daerah di Kabupaten Malang, ya kopi lokal Malang! Dan itu rumah saya lho hahaha. Kopi lokal Malang emang udah terkenal deh di Internasional, langganan ekspor malah. Kopi Dampit terutama yang paling terkenal. Dari kota Malang saya baru coba si Karlos (Arabika dan Robustanya) dan Arjuna sih. Tapi paling favorit ya Arabika Karlos ini.
Sempat tergelitik, kok ada ya Kopi Karlos? Waktu saya baru tahu kalau rumah saya merupakan penghasil kopi yang oke juga. Saya ketawa waktu mau pesen kopi itu (waktu itu di DW Coffee). Eh ternyata enak. Kopi lokal nggak kalah kok sama kopi-kopi internasional, serius deh.
![]() |
Kiri (Arabika Karlos), Kanan (Vietnam Drip) |
Aromanya karamel sih, duh saya
kurang peka sebenarnya hahaha. Terus saya nyobain juga Vietnam Drip dari
Apresio ini. Enak juga, bener sih kata Ersa kalau kopi di sini emang ‘strong’ gitu. Vietnam Drip di sini masih terasa asamnya jadi buat saya ini sih enak banget, selama ini saya coba Vietnam Drip di beberapa tempat, di sini sih yang paling sip.
Kalau Vietnam Drip kopinya itu blend berdasarkan kafenya sendiri. Tapi
ada juga beberapa kafe yang tetap menerapkan mau memilih biji kopi apa untuk
metode Vietnam Dripnya, salah satunya Coffee Kayoe Malang.
Saya nggak sempet nyoba Papua
Baliem, tapi cuma kepo sama aromanya. Dibanding Arabika Karlos sih lebih wangi!
Saya kurang inget ada aroma apa aja, karena waktu saya ngopi dengan saya menulisnya
udah lama banget. Next time boleh
banget dicoba!
Asik-asik ngobrol, ada mas atau
mbak ngamen di atas. Konyolnya keterlaluan, parah hahahaha.
Mengopi kali ini membuat saya
jadi nggak seskeptis itu dengan mengopi bersama cowok-cowok, ternyata nggak ada
yang salah dan tetep nyaman-nyaman aja. Kebetulan sih teman-teman Arif yang
enak buat diajakin ngobrol juga bikin suasana ngopi makin syahdu. Selebihnya
mereka bermain kartu yang saya nggak paham gimana cara mainnya, saya baca buku aja deh.
Dari segi nyaman buat baca
buku, dapet banget. Tapi kalau menulis, saya juga lagi menerka-nerka kalau
ngopi di sini bakal nulis di mana hahahaha. Ada colokan kok, tenang aja. Lain
waktu akan saya coba menulis di sini. Tapi nggak ada Wi Fi yaaa, kalau untuk
saya sih nggak masalah. Yang penting: bisa nulis sama baca, kalau lagi butuh Wi
Fi ya bisa tathering bentar di HP.
Kalau dari harga bisa dibilang
cukup murah, metode Tubruk sekitar Rp8.000, French Press dan Drip sekitar
Rp14.000-Rp15.000, AeroPress dan Moka Pot Rp15.000 Syphon Rp25.000. Selain itu
ada Vietnam Drip dengan harga Rp10.000 aja tapi nikmat banget rasanya,
Cappuccinonya Rp15.000 bahkan di sini juga ada kopi Turkish-turkish gitu dengan
harga Rp8.000.
Coba deh kalau ke Malang
nyobain kopi di sini, nggak nyesel sih, bahkan saya pengiiiiin banget ke sini
lagi. Mulai pukul 13.30 sampai 03.00 mereka siap brewing. Kalau nggak hari ini (waktu saya menulis) atau di lain hari pasti bakal
deh mampir ke Apresio.
Kalian pernah ke kedai kopi satu ini nggak? Kalau pernah sharing cerita yuk di kolom komentar di bawah, atau kasih rekomendasi juga ngopi enak di Malang. Sebenernya saya kepo sama AGEPE Coffee, cuma dari segi tempat kayaknya nggak mungkin saya ke sana sendirian, sama lagi mau cobain Kopi Tuang Malang. Secepatnya kalau nggak mager dan sempat, pasti akan nyoba dan direview di sini.
Kalian pernah ke kedai kopi satu ini nggak? Kalau pernah sharing cerita yuk di kolom komentar di bawah, atau kasih rekomendasi juga ngopi enak di Malang. Sebenernya saya kepo sama AGEPE Coffee, cuma dari segi tempat kayaknya nggak mungkin saya ke sana sendirian, sama lagi mau cobain Kopi Tuang Malang. Secepatnya kalau nggak mager dan sempat, pasti akan nyoba dan direview di sini.
Daftar menu kopinya murah-murah ya meg. Kapan-kapan kalau main ke malang mampir deh ke situ..
ReplyDeleteYuk mari mari ke Malang. Banyak kopi nikmat di sini :D
DeleteNice to share meg. Akhirnya kamu mengikuti saranku pergi kesana. Banyak kok kedai kopi serupa Apresio yang providing single origin anak negeri, tergantung selera juga sih tapinya. Anyway, nice review. Kangen nulis lagi. haha
ReplyDeleteIyaah. Kemarin nyoba Papua Baliem syphon di sana, enak bangeeeet :D Yuk nulis lagi Mas!
DeleteGue kurang suka kopi yang asem gitu, sih. Biasalah seleranya cuma, frapu, mocca, cappu. Huwahaha. Duh, sayangnya gue gak sempet-sempet buat main ke Malang. Banyak tempat wisata dan kafe bagus euyyy~ Kan makin pengin. :(
ReplyDeleteMega ke mana-mana bawa kamera, ya. Nak IG memang~
Gak papaaa, frapu enak kok, aku juga suka. Iyaaah sini mampir ke Malaaaang.
DeleteHahaha iyaah emang suka aja sih motret :D
I like your site and content. thanks for sharing the information keep updating, looking forward for more posts. Thanks
ReplyDeletenick jr | minecraft games | barney | abcya
Surga bagi para pencinta kopi. Lah gua...kaga suka kopi :/ Tempatnya sih keknya seru yah. Kalo banyak pengunjungnya, berarti enak tuh kopinya. Kesimpulan gue begitu aja dah :D hahahahha
ReplyDeleteYuuups, rame bangeeet. Gak papa haha, masih banyak minuman nikmat lainnya kok :D
DeleteLibur Natal kemaren gue mudik ke Malang dan berburu coffebean Jawa Timur. Salah satu sasaran adalah kedai ini. Setelah gagal sekali karena kepagian, kedua kalinya gue lebih beruntung. Jalanan yang macet terlupakan karena menemukan berbagai macam roasted beans yang dikemas di puluhan stoples cantik. Gue sangat amazed menemukan hal semacam ini di ruko yang ga begitu besar ini. Sempet juga ngobrol dengan mas Nugroho Dwi yang kayaknya pemilik. Setelah heboh membaui isi hampir semua toples yang ada, pilihan jatuh pada Kopi Karlos yang diproses natural dan Kayumas dari Ijen. Harga sangat terjangkau dan gue sempet nyesel kenapa ga beli juga yang Raung baunya sedep bangetz. Kopi dari berbagai daerah di Nusantara tersedia disini. Thanks Mega untuk infonya
ReplyDeleteKak, kalau mau beli kopi (biji kopi) khas malang dimana ya?
ReplyDelete