Sewaktu ke Bali tahun lalu, saya melewatkan kesempatan untuk bisa bertamasya ke Mitos Kopi. Pada Juni 2019 lalu, saya sempat mampir ke ...

Tamasya Kedai Kopi Edisi: Akhirnya ke Mitos Kopi Juga!


Sewaktu ke Bali tahun lalu, saya melewatkan kesempatan untuk bisa bertamasya ke Mitos Kopi. Pada Juni 2019 lalu, saya sempat mampir ke Mitos Kopi tapi tak sempat singgah, karena luar biasa penuh. Mitos Kopi merupakan sebuah kedai kopi yang beberapa kali disebut teman di Malang, yang menarik sebenarnya karena bagaimana Mitos Kopi bisa mengubah sebuah ruko yang kecil menjadi tempat yang menyenangkan untuk singgah.

Tahun ini, pada Agustus 2019 lalu, akhirnya ke Mitos Kopi juga, karena Mas Taufiq ingin mengopi bersama kedua teman lamanya, dan salah seorang temannya memang sudah jadi langganan di sana. Kali pertama saya mengopi di Mitos Kopi adalah saat baru saja menyelesaikan acara yang saya buat di Denpasar, Bali. Kelas kecil yang membahas tentang personal branding, dan ternyata lelah sekali. Butuh kopi agar bisa kembali riang menikmati Bali.  


Seperti biasa, saya memesan cappuccino saat itu. Esok harinya sebenarnya saya juga kembali ke Mitos Kopi, dan memesan single origin-nya untuk diseduh manual. Single origin yang ada pada hari itu lebih banyak dari Hungry Bird. Tapi kalau melihat deretan single origin yang diunggah di Instagram @mitoskopi, mereka juga sering menyediakan single origin yang roastery-nya di luar Bali.

Ketika cappuccino datang, tentu difoto terlebih dahulu lalu menikmatinya, saya senang! Sebab menemukan tipe cappuccino yang saya suka! :) Manis (tentu tanpa gula) dan tidak pahit. Single origin yang saya pesan, Eithopia Hungry Bird-nya pun enak! Kesel nggak kalau cuma bilang enak? Sebenarnya kalau urusan single origin saya menakar urusan enak atau tidak enak itu dengan: tidak ada rasa mengganggu dan manis (dan tentu manis dalam artian tanpa gula).


Teman yang menjadi langganan Mitos Kopi merekomendasikan 'es kopi susu'-nya Mitos Kopi, dan Mas Taufiq memesannya. Sebenarnya saya cenderung yang 'biasa-biasa saja' kepada 'es kopi susu'. Es kopi susu kebanyakan itu hilang saat 'sruputan' pertama hingga sudah habis. Saat dinikmati, yang terasa hanya segar, bukan 'habis minum kopi'. Jadi saat di kedai kopi, saya cenderung malas pesan es kopi susu.

Rupanya Mitos Kopi bisa 'mengungkap' mitos yang saya buat sendiri itu tidak benar. Es kopi susu milik Mitos Kopi saat di-'sruput' (a first sip) udah berasa 'rich', jadi rasanya nggak hanya lewat di tenggorokan.

Ketika berada di depan pintu Mitos Kopi, tertulis tagar #ourtasteisnotamyth, yang keren sekali, tetapi tak banyak dibahas di media sosialnya.


Untuk kedai kopi yang kecil, Mitos Kopi adalah kedai kopi yang nyaman. Memang saya cenderung suka dengan konsep kedai kopi yang kecil, tetapi tidak semua kedai kopi kecil bisa mengonsep tempat duduknya menjadi nyaman untuk bekerja dan sekadar nongkrong bersama teman. Hanya saja, saat dua kali saya ke sana, memang cenderung kondusif. Tetapi, kalau tak beruntung, kita bisa kehabisan tempat duduk dan bagi saya hal tersebut tak jadi masalah. Kalau penuh, ya hanya perlu pindah ke kedai kopi lainnya.

MITOS KOPI
Jl. Arjuna No.25, Dauh Puri Kaja, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali 80111

0 comments: