MUWADDA’AH MA’HAD ALQALAM 2015, Perpisahannya Para Santri

Music: Ihyak & Rasdiawan- Sunwalker //

See You Again - Wiz Khalifa feat. Charlie Puth (Yisraily Edit)

Meg, kamu nggak mau dipakein gordon tah?

*hening* *pause variety show The Return of Superman*

LHO MUWADDA’AHNYA SEKARANG TAH? YAAMPUN AKU LUPA!!!!

Chat dari teman sekamar bikin kaget setengah mampus. Bisa-bisanya saya lupa hari perpisahan temen-temen asrama. Setengah jam sebelum acara di mulai, saya ganti kemeja putih, jas almamater, rok hitam, dan kerudung putih. Asal ambil kamera dan berkas-berkas untuk bayar kuliah esok harinya. Iya, saya sombong banget yang dipikirin cuma kuliahnya aja.

Akhirnya saya berangkat dari rumah dengan memaki diri sendiri karena betapa sombongnya saya hari itu. Aaaakkkk bisa-bisanya lupa tanggal!!!!!

Ketika saya datang di lokasi, di MAN 3 Malang, sekolah saya—yang statusnya saat itu belum alumni… TERNYATA ROKNYA HARUS PUTIH!

Saya langsung lari ke kamar, untung aja saya belum bawa pulang rok seragam putih. Fyuh. Betapa konyolnya hari ini. Saya nggak bisa bayangin kalau saya bener-bener lupa dan nggak ada yang ngingetin.

Muwadda’ah itu apaan sih?

Mungkin kalian pada kenal nih yang namanya: prom night—agenda wajib pelajar SMA untuk mengakhiri masa SMA-nya. Tapi di sekolah madrasah nggak ada yang kayak gitu, dan kami pun malas untuk ikut-ikutan, biar saja kami unyu-unyu seperti ini.

Nah, kalau di MAN 3 Malang adanya Muwadda’ah, ya perpisahan juga tapi untuk yang menjadi bagian asrama (ma’had) aja. Tapi udah jadi budaya tahun ke tahun kalau anak non-asrama juga banyak yang dateng. Acaranya biasanya mulai dari jam 8 malem sampai tengah malem, kadang kalau udah terlalu asyik bisa sampai jam 1 pagi. Hehehe mau santri apa enggak, kami tetap anak muda.

Event ini diadakan oleh organisasi asrama, dibantu ustadz dan ustadzah spesial buat kami yang nggak bisa lagi merasakan pahit manisnya ada di asrama, halah. Saya nggak bisa ceritain gimana serunya Muwadda’ah 2015, saya mau flashback aja. Jadi biarkan video itu aja ya yang berbicara?

*****

Sebelumnya nggak pernah punya pikiran hidup di asrama yang 60% bernuansa pondok. Ketika kelas 3 SMP, saya nangis-nangis nggak karuan karena orang tua menyuruh saya masuk pondok. Hahahaha, dulu emang saya bandel, kerjaannya pacaran dan nge-mall doang. Sampai saya harus pasrah menerima kenyataan bahwa saya di-asrama-kan.

Dulu di SMP, sekolah saya juga ber-title madrasah. Tapi entah kenapa ketika masuk MAN 3 Malang, semuanya beda. Bisa dibilang: madrasah banget! Sebelum adzan, pasti udah banyak yang masuk masjid. Setiap hari juga rame yang salat dhuha, nggak cuma waktu deket-deket ujian aja. Dan.. yang jomblo di sini pasti bakal bahagia, karena kita menganggap pacaran itu nggak keren keren amat, tapi kami menganggap menikah muda itu keren.

Iya beneran… topik pernikahan bukan hal yang tabu untuk dibicarakan.

Sebelum masuk asrama, ada kakak kelas saya yang bilang: Ma’had itu bukan tempat anak yang kayak kamu, Meg.

Dan.. emang bener. Kalau temen-temen sering baca blog ini mungkin tau se-sering apa saya main ke event.. bahkan di malam hari! Ketika ada peraturan nggak boleh bawa HP dan laptop.. saya tetap bawa. Saya sering bolos kegiatan.

Tapi percaya lah… saya nggak pernah benci ma’had, saya nggak pernah benci orang-orang yang di dalamnya.

Tanpa menjadi bagian dari Ma'had Al-Qalam MAN 3 Malang.... mungkin gak akan jadi kayak sekarang. Yah meskipun 3 tahun terseok-seok hampir keluar ma'had karena gak betah hahahaha. #vscocam.

A photo posted by Sophia Mega (@sophiamega) on May 24, 2015 at 3:10am PDT

Meskipun ada ustadzah yang sempet bikin saya nangis-nangis mau keluar dari asrama waktu kelas X, tapi akhirnya ketika kelas XII ustadzah itu lah yang paling memaklumi saya ketika kabur. Namanya Ustadzah Asna, beliau bilang, “Udah gede cara ingetinnya beda.”

Meskipun sering ngaji di depan satir (pembatas antara laki-laki dan perempuan) di masjid. Meskipun saya pernah disuruh berhenti bisnis oleh salah satu Ustadz hahahahahaha. Tetep, saya nggak pernah benci ma’had, kok. Dan ada dua ustadzah yang nggak akan saya lupakan, Ustadzah Ummul yang ngertiin saya banget dan Ustadzah Fina yang hanya sebentar menemani kami lalu menikah. :p

Di lain sisi saya bertemu banyak orang yang luar biasa, ya gara-gara menjadi bagian asrama saya jadi kayak sekarang. Saya bertemu dengan banyak orang dari asal yang berbeda dan latar belakang berbeda. Banyak temen deh pokoknya dan mereka semua baik-baik!

Di sini saya bisa ngerasain makan sendiri itu nggak enak, paling enak makan rame-rame. Di sini yang akhirnya saya mantap untuk tidak pacaran lagi, karena masih banyak yang harus dikejar.

Tiga kali ada rolling kamar, mulai dari 202, 304, sampai 206.. yang paling nggak terlupakan sih.. yang terakhir. Di 206 kami jadi belajar, satu punya gebetan semua kena untungnya. Dua kali kami dapet kiriman terang bulan (martabak manis) dari cowok dan satu dari teman kami yang non-asrama.

Di 206… awal kali saya nggak sungkan buat pelukan sama cewek hahaha. Mereka satu-satunya yang sering kompak bilang, “Masih inget jalan pulang ke kamar, Meg?” HAHAHA. Sori gaes, gimana lagi coba? Tempat di mana nggak perlu khawatir kalau lagi sakit, bakal banyak temen yang peduli dan ngerawat kamu.

Iya, post kali ini emang cuma flashback aja.

Ketika Muwadda’ah selesai… kami sepakat bilang: MISSION COMPLETED! Tiga tahun harus survive dengan apa pun keadaannya, tapi meskipun gitu.. kita tiga tahun bareng terus!! :'D Yang tau apa yang dilakuin temennya dari bangun tidur sampai tidur lagi. Makan bareng, minum bareng, mandi antri, dihukum ya dihukum bareng, dan masih banyak yang lain! 

Ya, MISSION COMPLETED!

Saya nggak akan kangen kalian, karena yang paling akan saya rindukan adalah: ketika bertemu kalian udah sama-sama sukses, punya gandengan masing-masing, dan punya anak yang unyu-unyu. Tetep sholeh-sholehah ya rek! Katanya: paling nggak sholat lima waktu tepat waktu dan ngaji setelah subuh dan maghrib. See you again!