‘mega bangunnn’
‘pliss’
‘aku membutuhkan kamu’
‘megaa ??’
Setelah setengah jam membuat Arif menunggu atas
chat-chat yang nggak dibales dan telpon yang nggak diangkat juga, saya bangun dan
buka HP dengan bingung. Lho, ada apa ini?
Jangan-jangan kenapa-kenapa.
Saya : “Kenapa he?”
Arif : “Kamu di mana?”
Saya : “Di rumaaaah. Bct. Kenapa?”
Arif : “Gak kemana-mana?”
Saya : “Enggak ada agenda sih. Kenapa sihhh?”
Arif : “Rumahmu tak buat take yo. Retake total. Yang BCT (Bukit Cemara Tujuh). Pagi ini. Plis. Aku
butuh lokasi.”
![]() |
Tools yang mereka bawa. |
Hasil nyepik-nyepik Ibu karena saya yakin yang datang
adalah segerombolan cowok yang beda tipis sama cowok-cowok yang mau tawuran, akhirnya disetujui! Saya yang nggak
biasa dalam satu rumah dengan jumlah cowok banyak agak ngerasa aneh-aneh gimana
gitu, dengan seketika rumah berubah jadi basecamp. Tas, helm, dan benda-benda
kecowok-cowokan lain menjadi satu. Ada sih ceweknya, tapi perbandingannya hanya
2/10. Tapi saya salut sih, setelah take mereka selalu tanggung jawab dengan merapikan semuanya hingga kembali seperti semula.
Bahkan Ibu sampai bilang, "Kalau di ruang tengah ada mejanya kayak tadi itu bagus ya? Sama kursinya dimajukan gitu? Nanti dikasih meja aja deh."
Terima kasih teman-teman, kalian sudah menginspirasi Ibu saya.
Bahkan Ibu sampai bilang, "Kalau di ruang tengah ada mejanya kayak tadi itu bagus ya? Sama kursinya dimajukan gitu? Nanti dikasih meja aja deh."
Terima kasih teman-teman, kalian sudah menginspirasi Ibu saya.
Take di rumah
dua kali, 1 November dan 10 November kemarin. Mereka di rumah mulai dari nggak
tau password Wi Fi-nya apa sampai tau kalau mau bikin susu milo di mana. Mulai
dari yang saya selalu ambilin minum kalau mereka haus sampai saya bilang, “Udah
rek, kalau mau bikin minum, bikin aja
sendiri. Santai.” Yang sehari-hari saya sendiri di rumah sampai pengin melihara
kucing karena kesepian seketika rumah jadi ramai sekali.
***********
Arif : “Hmmm aku nyariin film Belum 5 Menit nggak
ketemu-ketemu. Katanya udah diupload. Oh ternyata masih diupload. Duh kok suwe seh.” *tangan kanannya sibuk menyelesaikan makanannya*
Hmmm kadang-kadang Arif emang cerewet, berisik dan sok
asik.
Akhirnya… beberapa menit setelah itu, di saat kami udah
sama-sama menyelesaikan makan yang mirip-mirip sama sahur karena pukul
menunjukkan jam 11 malam, nggak tega anak
orang abis futsal kelaparan… filmnya udah selesai diupload! Kami pun nonton bermodalkan HP dan headset.
Dan hasil dari perjuangan retake total, bingung cari
lokasi, take lagi dan segala kendala-kendala lain, hasilnya adalah….
Cakep! Lek Di sebagai tukang bakso yang sangat
menjiwai, nama aslinya Moses, adaaaa aja candaannya. Dan momen di mana sambel
dan saos menjadi “KEJUUUU” itu dapet banget. Saya lihat proses takenya, hahaha
bisa jadi kayak gitu ya? Ya gitu kalau gak ngerti film, Meg.
"Gak oskab, gak Malang!" |
Sebenernya tema dari film pendek ini adalah kearifan
lokal dan yang mereka angkat kearifan lokal dari Malang. Buat saya sih ini “dapet banget”! Mulai dari: Bahasa
Walikan, kaos Aremania, bakso dan istilah “Belum 5 Menit” juga termasuk
kearifan lokal. Menurut kalian gimana filmnya? Biar kalian aja deh yang
komentar, ditunggu!
Bukan sekadar like, tapi bisa jadi penyemangat terus berkarya. |
Kalau kamu suka dengan karya Ilmu Komunikasi UMM
(Universitas Muhammadiyah Malang) angkatan 2015 ini, jangan lupa dilike ya!
Dukung yuuuk, biar karya mereka nggak berhenti sampai sini aja, biar semangat
berkarya terus, terus dan teruuuuuus!
Buat seluruh tim, sukses ya untuk berkaryanya! Maafin
kalau di rumah sesekali ada yang bikin nggak nyaman atau gimana gitu.
Kapan-kapan main aja ke rumah, biar saya nggak kesepian dan bawaannya pengin
melihara kucing. Available kok. Asal jangan bawa orang sekampung kayak mau
tawuran aja hahaha.
Asoy rumahnya buat take. Temen-temennya sampe menginspirasi nyokap lu lagi, Meg. Hoho. :D
ReplyDelete"Wasitnya udah diamplopin. Gimana mau maju Indonesia?" Sindirannya ngena nih. :))
Yang suka bilang "belom 5 menit" itu masih banyak di tempat lu, kah? Di Jakarta udah jarang, sih. Hehe.
Hehehehe iya sihhh. Tapi aku nggak setuju Bang, menuh2in rumah soalnya mejanya *apasih*. Iyaaa, bisa termasuk moral value juga dari film itu.
DeleteMasih sering sih. Istilah itu sesekali dipake. Cuma seringnya buat anak SD, terakhir SMA sih. Kuliah uda jarang.
Film pendek yang Indonesia banget, yang Malang banget. Keren lah.. Gambarnya apik. Coba kalo ceritanya dibikin lebih asik lagi. Pasti makin keren.
ReplyDeleteJadi kangen produksi film jaman masih kine dahulu... hiks.
Wah iyaaa. Kudu berguru sama Mas Daus ini soal script. Ajarin dong Massss.
DeleteCeilah dulu anak Kine :3
Terima kasih atas tempatnya. Maaf sering ngerepotin, "Meg, ambilin minum dong, haus.". :'))))
ReplyDeleteDi antara cowok-cowok yg minta minum, emang kamu Dan yg paling manja kalau soal haus. Padahal tinggal ambil sendiri. :") Sama-sama lho yaaaa.
DeleteWaduh, Mbak, buka usaha aja rumah produksi biar menguntungkan :3 #MentalAnakRantau #GakMauRugi
ReplyDeleteKamu keren yaa :')
Apanya yang keren? Orang di film ini nggak ngapain2. :'D Hoho iya mereka udah ada yang punya home production kok :))
Deleteiki ngalam nemen iki pelm e. :D
ReplyDeleteasik juga rumahnya jadi tempat shoot. masuk yutub deh..
ReplyDeletehampir salah baca, gue kira umn tanggerang. ternyata umm. anak ilkom memang gaul dah..
walah.. keren ya tukang baksonya, dagingnya daging onta. wkwkw
ReplyDelete