Halo 2016! Sesuai janji saya di post sebelumnya,
meskipun beberapa minggu kemarin saya diperbudak rutinitas sampai nggak bisa
menikmati yang saya lakukan, tapi saya akan tetep share acara apa aja sih yang kemarin saya datangi atau bahkan jadi
bagian dari kepanitiaannya. Hehe tenang aja, sekarang, sejak akhir Desember
kemarin sih, saya udah nggak jadi budak rutinitas lagi, udah rilek alias relaks. Tapi kalau jadi
budak cinta kamu, aku sih rela.
Event yang
pertama akan saya share adalah event dari Kelas Inspirasi Malang 3.
Sebelumnya saya udah pernah sih nulis tipis-tipis soal komunitas ini, here they are:
- Kelas Inspirasi Malang: Dulunya Merasa Buta, Sekarang Merasa Ada Pelangi di Bola Mataku
- Dan dua tulisan di tumblr: 1) Ketika on air yang kaku banget, di sini: ON AIR KI MLG 3. 2) Selalu Ada yang Baru
Nah, tulisan kali ini adalah agenda utama dari Kelas
Inspirasi Malang. Jadi, Kelas Inspirasi ini sebuah komunitas yang sebenarnya
program kerjanya hanya satu: Hari Inspirasi. Hari
di mana komunitas ini dibagi beberapa kelompok untuk datang ke sekolah dasar
dengan tujuan tidak lebih dari: menginspirasi.
Inspirasi apa yang kami bagikan? Inspirasi bahwa cita-cita
itu tidak hanya dokter, guru, polisi, tentara, pilot atau insinyur. Memang bukan
nominal uang lah yang bisa kami bagikan, namun kami berbagi bahwa mereka bisa bermimpi lebih berani
lagi. Setiap anak spesial,
setiap anak memiliki kesempatan yang sama.
Mungkin, beberapa teman yang belum terlalu tahu
tentang Kelas Inspirasi akan membayangkan bahwa komunitas ini akan datang ke
sekolah-sekolah dasar untuk mengajar mata pelajaran matematika, bahasa
Indonesia dan yang lain. Hehehe, bukan dooong. Kami punya konsep yang berbeda.
Ya, kami ada di depan kelas untuk mengajak bermain dalam rangka mengenal
berbagai macam profesi.
Emang penting menambah mereka wawasan tentang
cita-cita? Penting! Pada kenyataannya, masih ada anak-anak sekolah dasar yang
ketika ditanya, “Nanti cita-citanya mau jadi apa?” Mereka menjawab dengan: “kuli” atau “petani bunga”. Ya gitu, di sana kuli dan petangi bunga udah keren
banget bagi mereka. Sebagai pondasi anak-anak, rasanya pintar tuh urusan
belakangan deh, tapi percaya diri dan berani bermimpi malah menjadi hal yang
lebih utama.
Itu tadi sekilas tentang apa sih sebenarnya Kelas
Inspirasi. Langsung cuss ke teknis
atau acaranya kuy!
![]() |
Modal saya untuk Hari Inspirasi. |
Jadi yang perlu disiapkan di Hari Inspirasi itu ada 3
relawan, nggak semuanya ngajar. Ketiga relawan tersebut adalah: Relawan
Pengajar, Relawan Fotografer/ Videografer dan Relawan Fasilitator. Untuk
Relawan Pengajar harus punya pekerjaan minimal dua tahun, karena di lokasi akan
menceritakan bagaimana asyiknya profesi mereka. Agar gerakan ini bisa didengar
ke semua daerah, akhirnya harus ada Relawan Fotografer atau Videografernya dong.
Bayangkan kalau di setiap daerah ada kegiatan ini dan rutin, mulai dari daerah
besar hingga terkecil bikin gerakan ini, saya yakin pendidikan Indonesia akan
membaik perlahan.
Lalu saya relawan apa? Ya, saya Relawan Fasilitator.
Yang menyediakan tempat, membuka komunikasi dengan sekolah dan membantu Relawan
Pengajar dan Relawan Fotografer dan Videografernya. Kalau dihitung-hitung di
Rombel (Rombongan Belajar) 52—rombel kelompok saya ada 9 Relawan Pengajar (tapi
yang fix ada 7 aja), 2 Relawan Fotografer, 1 Relawan Videografer dan 3 Relawan
Fasilitator, Sekolah dasar sasaran kami adalah MI Miftakhul Ulum di kota madya
Malang, masih di kota tapi suasananya desa banget.
Ketujuh relawan pengajar tersebut adalah:
- Pak Sapto, pemilik English course
- Kak Yanti, wirausaha, pemilik minimarket
- Kak Anna, peniliti
- Kak Retno, supervisor Matahari
- Bu Ika, dosen bahasa inggris
- Mbah Jo & Bu Suli, budayawan
Beberapa hari sebelum hari H yaitu 21 November 2015,
kami ngobrol, membuka komunikasi di group whatsapp. Hingga akhirnya H-1, kami
janji bertemu di rumah saya. Asyiknya lagi ada satu relawan pengajar, Kak
Yanti, yang menginap di rumah saya. Saya fine-fine
aja kalau ada yang menginap karena di rumah sendirian, kalau kamu pengin ke
Malang dan nggak ada tempat tinggal coba ngobrol dulu deh sama saya, insya
Allah saya temani (girl only). Nah
masalahnya, saya nggak pernah ketemu nih sama Kak Yanti ini jadi saya agak
bingung gimana menyambut dan ngajak ngobrolnya.
Saya udah ngambek ke partner relawan fasilitator, Kak
Ama, “Mbak, aku nggak mau ditinggal.
Pokoknya harus bermalam di sini juga! Harus!!!!” Tapi ternyata tidak se-awkward itu, malah asyik banget hehe.
Kak Yanti ini seorang wirausaha minimarket gitu, seingat saya punya 3 anak,
satu laki-laki dan dua perempuan. Dari Kak Yanti yang jauh-jauh dari Bogor ini saya dapet cerita banyak
banget, terutama soal kehidupan berkeluarga, mendidik anak dan pengalamannya.
Asyiknya lagi, yang akhirnya tidur di rumah ada Kak
Ama, Kak Yanti dan Kak Anna. Kak Anna sempet masakin sayur sop gitu. Karena
saya sendirian di rumah dan belum bisa masak, seneng banget dimasakin sayur sop
dan makanan rumahan lainnya. Rinduuuuuuu!!!
Paginya, dengan sepeda motor kami berangkat ke MI
Miftakhul Ulum, sekitar 20-30 menit akhirnya kami sampai di sana. Hari
Inspirasi di Rombel 52 dibuka dengan upacara, sambil menulis nama saya di
nametag dengan, Nama: Sophia Mega, Profesi: Terinspirasi, dalam batin terus
mensugesti diri sendiri agar acara kali ini lancar. Ini Hari Inspirasi pertama saya!
Ketika di lapangan, ada sekumpulan adek-adek yang
mungkin kalau orang awam lihat mereka adalah anak-anak nakal. Saya kebetulan
punya adek cowok, jadi saya biarkan dan cukup disenyumin aja. Terus Kak Ama
sempet negur biar ‘gak nakal’, lalu Mbah Jo, relawan kami yang profesinya
budayawan mengingatkan, “Biarkan aja, mereka anak-anak.” Saya kagum banget
dengan Mbah Jo dan Bu Suli, bisa banget paham dengan anak kecil.
Setelah upacara selesai, Relawan Pengajar langsung ke
ruangan masing-masing, Relawan Fotografer dan Videografer menyesuaikan
tempatnya dan Relawan Fasilitator siap dengan stopwatch, rundown acara dan
diselingi menyiapkan award semacam
sertifikat serta pohon cita-cita untuk penutup Hari Inspirasi kali ini.
![]() |
Mbah Jo berhasil bikin dedek-dedek kelas 1 jadi fokus. |
Dari sekian kelas, yang paling aktif jelas kelas 1!
Yang paling berkesan ada dua anak, duh
lupa namanya, mereka berdua pengin jadi penari kuda lumping, cita-cita yang
cukup unik. Akhirnya mereka diminta nari di depan. Kelas yang paling pecah dan Mbah
Jo bisa menaklukkan dengan menggunakan sedotan yang dipotong lalu bisa
bersuara, bingung jelasinnya hahaha, yang jelas itu berhasil banget bikin
mereka fokus, belajar dan bermain dengan asyik.
![]() |
Aksi percobaan Kak Anna yang sempet bilang ke saya, "Duh Meg, percobaannya banyak, aku bingung mau pake yang mana." |
Di kelas 4 ada yang jago karate, salah satu relawan
fotografer saya, Bu Monica menyampaikan, potensinya sebenarnya bagus, tapi
kalau nggak bener-bener dibina, malah jadi jagoannya kampung dan nggak jadi
atlit karate. Semoga jadi atlit karate ya, Dek! Di kelas 4 ini juga ada anak
kembar yang tadinya nggak tau peneliti itu apa, karena Kak Anna dengan segala
percobaannya akhirnya memiliki cita-cita peniliti lho! Awesome, selamat Kak Anna!
Yang agak bikin sedih adalah adik-adik di kelas 6
SDnya, yang menurut saya cukup hopeless.
Semua cowok yang ada suka main bola, nggak ada yang salah dari suka main bola,
karena adik saya pun suka main bola dan penggila Tsubasa. Tapi yang ada di
pikiran mereka adalah, cita-cita mereka pemain bola, ketika dia ada di
lapangan, yaudah dia udah jadi pemain bola. Ketika dikenalkan sekolah
bola mereka nggak percaya gitu. Intinya di kelas 6, mereka udah makin
takut bermimpi, seakan-akan nggak ada harapan, mental yang mereka punya adalah: “Ya udah lah ya, liat aja
nanti.”
Mereka nggak ada pikiran untuk melanjutkan ke jenjang
SMP/MTs, bahkan ketika diingatkan untuk tidak menikah dini mereka semua hening.
Kata para relawan pengajar nih, di kelas 6 SD ini tatapan mata mereka kosong,
bukan berbinar-binar seakan ada harapan baru, berbeda dengan tingkatan kelas
lainnya. Kami sama-sama nggak tahu apa penyebabnya, apakah orang tua yang tidak
mendukung terus belajar di jenjang selanjutnya, atau guru-guru yang hanya ‘mengajar
lalu pulang’, atau pengaruh sinetron-sinetron alay di televisi Indonesia.
![]() |
Miss Ana yang sempat membuat kami menerka-nerka dengan, "Kalau supervisor bakal jelasin apa ya di kelas?" |
“Ternyata, banyak ya yang belum dapet pendidikan yang
baik,” pikir saya.
Bahkan di lingkungan kota sendiri, Malang yang katanya Kota
Pendidikan, keadaan anak didik bangsanya seperti ini. Adek saya yang ada di
kota, sekolah di tempat yang bagus, ujung-ujungnya dia waktu menjelang UAS
malah stres karena beban sekolah. Yang jauh dari kota nggak dapet pendidikan
yang baik, yang ada di kota dapet pendidikan yang terlalu menuntut. Kalau udah
gini, peran orang tua yang nomor satu deh pokoknya. Ntar kalau punya anak harus
bener-bener jadi temennya! Lah… malah
mikirin nikah. Hahaha.
![]() |
Pohon cita-citanya pas yang ada di belakang saya. |
Penutup acara ini adalah menuliskan cita-citanya di sticker daun dan menempelkannya di pohon cita-cita. Ada yang mau jadi peneliti, guru, dan sebagainya. Yang unik, ada yang mau jadi: KERA SAKTI! Entah harus bahagia karena dia imajinasinya tinggi atau prihatin. Duh deeeeek.
Alhamdulillah acara lancar! Bisa dibilang 90% lah. Kan setiap relawan bakal rolling beberapa kali tuh tiap kelas, ya ada perombakan, tapi nggak bikin jalannya acara berantakan, cuma pas jam istirahat aja kami pada bingung ini kapan selesainya, kurang komunikasi sama pihak sekolah. Overall yang lainnya udah oke, terima kasih Kak Ama yang udah solid dan Mas Adhit yang udah mau ngisi kelas yang kosong meskipun nggak genah alias ngawur, semoga mereka masih mau jadi fotografer hahaha.
Sebenernya banyak banget cerita yang ada di Hari
Inspirasi ini, tahun 2016 ini saya bakal ikut Relawan Fasilitator pokoknya!
Tungguin Kelas Inspirasi Malang 4 lho ya! Tapi ada kata-kata yang paling saya
ingat dari Bu Suli, “Anak-anak itu nggak ada yang nakal. Naik meja, pukul-pukul
meja, itu bukan nakal. Kecuali melakukan hal kriminal.”
Bener, anak-anak itu nggak nakal, malah dari hal-hal
yang iseng dan kadang annoying itu
lah yang bisa dikembangkan. Daripada anak diam yang nggak bisa apa-apa yang
katanya, “Duh, diemnya anaknya, pinter
banget.” Jangan pernah dimarahi, tapi ditemani. Anak-anak bukan pendengar
yang baik, anak-anak peniru yang baik. Setiap anak spesial, setiap anak punya
kesempatan yang sama.
Buat kamu yang pengin ikutan Kelas Inspirasi, kepoin aja sosmednya, hampir tiap daerah ada kok. Yang di Malang bisa kepoin IGnya: @klsinspirasimlg dan kelasinspirasimalang.org. Sampai jumpa di Kelas Inspirasi Malang 4 ya!
Sumber foto: yang ada efek fisheye-nya dari Kak Amel, lainnya Mas Adhit. Thankss!
Wuuu keknya seru banget yah jadi relawan KI. Aku pengen gabung di Sby juga tapi bingung mulai dari mana. ._.
ReplyDeleteFollow Instagramnya ajah dulu, nah dari situ kamu bakal dapet informasih kapan open recruitment dan semacamnya! Yuk jadi volunteer :3
DeleteJadi kangen deh aku meg.
ReplyDeleteaah, mau ikuut lagi masih lama ya u,u
Iyaaa, aku juga pengin ikut lagiiii. Sabar ajaaaah. Sampai jumpa di Kelas Inspirasi Malang 4 mbak! :3
DeleteMau dong bubu rumah mega juga, kalo aku ke malang numpang ya meg. girls kok! :)
ReplyDeleteSip, boleh bangeeeet! Tapi harus diajarin masak juga hihi. :3
DeleteAku adalah salah satu anak yang dulu kalau ditanya cita-citanya mau jadi pedagang tape ketan hitam. Ntah apa yang aku pikirin dulu.
ReplyDeleteKalau mengajar aku pernah sih sekali ngajarin anak berkebutuhan khusus karena paksaan tugas akhir juga sih. Susah ternyata.
Kalau anak-anak yang cita-cita jadi komikus ada kagak yah? :p
Pedagang tape ketan hitam... oke :')
DeleteWihhhh, gimana ceritanya? xD
Belum ada kayaknya komikus yang ikut, yuk massss ikutttt :D
wih super sekali acaranya mbameg. .
ReplyDeleteaku pernah juga ngajar adek - adek pramuka. .seru sama nggemesin, apalagi kalo mereka susah diatur. Tapi Alhamdulillah mereka semangat dan masih polos. kalo kelas 6nya sih. udah keliatan kena korban sinetron alay.. gitu. dandananya juga udah beda, gak kaya anak SD lagi. pertemananya juga udah ada sistem geng-gengan yang lagi lagi korban sinetron..
Kebetulan tempatku yg kelas 6 SD belum alay sih :') Cuma yang SMP astaga sudah alay sekali. Kemana2 bawa hape :D
DeleteWaah, asik deh acaranya ya. Btw, ini semacam kayak wikufest kalo di telkom dulu, yg udah ada pengalaman kerja sharing ke adek-adek kelasnya gitu. Duh, jadi pengen kepoin KI deh. Sukses terus megaa! :))
ReplyDeleteWah aku baru dengan wikufest :D Asyik ya anak SMK. Sip sip kepoin yuk, terus ikut jugaaa. Sukses jugaaa buat kamu :)
DeleteSemakin asik , tetep menginspirasi....
ReplyDeleteAlhamdulillah, aamiin aamiin semoga saja, niatnya tapi hanya berbagi :)
Delete