Sibuk baca, banyak ngopi. Foto: Sophia Mega. Tamasya Kedai Kopi kali ini merupakan perjalanan Februari lalu, tapi karena Sophia Mega in...

Dongeng Kopi Jogja, Sibuk Baca Banyak Ngopi

Sibuk baca, banyak ngopi. Foto: Sophia Mega.
Tamasya Kedai Kopi kali ini merupakan perjalanan Februari lalu, tapi karena Sophia Mega ini sok-sok mau dipublish nanti (entah kapan), sampe kelupaan nulisnya. But here I am, ada cerita baru lagi dari kedai kopi yang tidak sengaja bertemu di kota yang selalu saya rindukan, Yogyakarta. 

Awalnya kami (rame-rame banget) nggak ada niat ke kedai kopi kali ini, ada satu kedai yang menurut teman saya, Yusril, asik untuk dikunjungi. Sayangnya saat kami sampai di tujuan awal, kedainya udah tutup. Buru-buru cari tempat pengganti, mengingat kami nggak lama di Jogja, yay akhirnya sampai di sebuah rumah teduh bernama Dongeng Kopi.

Turun dari mobil taksi online, lihat ada tulisan 'sibuk baca banyak ngopi', feeling saya ini bakal jadi kedai kopi favorit nomor dua setelah Koling Jogja. 


Mas Renggo Darsono (kiri), salah satu pemilik Dongeng Kopi. Foto: Sophia Mega.
Bermodalkan Google aja, nggak pake memastikan di Instagram, beruntung lah kami yang dapet pengganti yang lebih asyik dan lebih worth it. Mas Renggo Darsono, salah satu pemilik dari Dongeng Kopi juga lagi ada di kedai, kebetulan lagi diwawancara oleh media lain.

Perpaduan sastra dan kopi menjadi 'Dongeng Kopi' yang awalnya hanya cuitan tentang kopi dari alter @dongengkopi yang merupakan seorang perempuan paruh baya yang suka bersajak di Twitter pada tahun 2012 lalu. Baru lah tahun 2014 lahir kedai kopi ini, banyak banget kata-kata manis di dindingnya. Buat yang suka baca buku sambil ngopi, belieeeveeee meeeee you will love it!

Nggak hanya jatuh cinta dengan suasananya, tapi juga idealisme yang mereka bawa. Selain kampanye #StopKopiSobek (kopi sobek = kopi instan), Dongeng Kopi juga punya mimpi untuk menjadikan kedai kopi ini sebagai tempat lahirnya tokoh-tokoh besar seperti negarawan, politisi dan lainnya. 

Dongeng Kopi emang selalu jadi ruang untuk komunitas, mulai dari bedah buku, pameran fotografi, kelas mendongeng, menyeduh kopi sendiri, kelas menyeduh sampai kelas menulis. "Tempat yang tidak seberapa, jadi ruang-ruang generasi yang sehat," kata Mas Renggo yang ramah banget diajak ngobrol. 

Kata-kata yang paling saya suka dari Dongeng Kopi, "Yang dibicarakan akan menguap, yang ditulis akan mengabadi." Bikin makin semangat menulis! 
 

(Thank you @sherenregina & @dyo_lazu sudah mau difoto-foto)
 
Suasananya emang kayak rumah banget karena banyak sekat ruangan yang nggak dihilangkan. Bisa jadi, Dongeng Kopi gambaran rumah yang saya impikan. Pertama kali masuk akan disambut oleh bar penyeduh kopi dengan banyak pilihan biji kopi, ruangannya luas dengan dominasi kayu, ada juga bagian dinding yang dipenuhi dengan koran-koran yang warnanya sudah semakin pudar tapi makin terlihat autentik dan 'ruang anak sastra' banget serta tempat favorit saya adalah.. halaman belakang! 

Punya rumah yang halaman belakangnya luas yang bukan sekadar hiasan, tapi nanti akan ada kursi-kursi untuk jadi tempat menulis adalah bayangan atau impian dari dulu, duh betapa syahdunya nulis di sana. Parah banget, apalagi sore itu suasana Jogja lagi mendung, ngopi di halaman belakang Dongeng Kopi bikin nggak mau balik ke Malang.

V60 - Suroloyo, hand in frame: @sherenregina. Foto: Sophia Mega
Masih inget banget kalau di Dongeng Kopi saya punya kesempatan untuk menikmati kopi single origin milik Yogyakarta, Kopi Suroloyo. Diseduh oleh mas penyeduh yang saya lupa namanya, yang punya janji kita akan saling follow di Instagram tapi gak difollow-follow huhu, saya lupa detail rasanya, tapi ujungnya manis. 

Manis kayak semua kenangan yang ada di Jogja. Iya, terserah kamu, Meg, iya. 

Unik di sini, biasanya kopi akan ditemani dengan biskuit manis, tapi di Dongeng Kopi kami disuguhi semacam kripik pisang, tapi lebih tebel dan manis. Banyak banget single origin yang bisa dipesan di sini, tapi jangan pernah melewatkan coldbrew atau kopi dinginnya. 


Selain rasanya yang 'keluar' banyak, gak cuma 'seger' atau manis aja. Seinget saya keluar fruitynya. Pokoknya harus dicoba!
Mas Fito yang sedang menyeruput kopinya. Foto: Sophia Mega.
Tamasya kali ini bersama teman-teman yang beberapa baru pertama kali mencoba kopi yang diseduh manual. Tapi makin seru, makin asyik untuk diajak ngobrol soal rasanya. Kapan-kapan harus ngopi bareng lagi!
Indiebook Corner! Foto: Sophia Mega.
Ruang di sudut kanan Dongeng Kopi, yang membawa hawa 'pengin beli semua', akhirnya ada lima buku yang semua bukunya belum ada yang dibaca. Dongeng Kopi nggak sendirian, tapi berkolaborasi dengan Indie Book Corner, di lantai dua ada zona khusus untuk Indie Book Corner, semacam tempat ngantor mereka.

Dari lima buku tersebut, satunya adalah buku yang udah saya cari lama, Raden Mandasia. Saya mager untuk beli online, lebih suka langsung ke toko, waktu lihat ada bukunya langsung rada teriak, "Laaaah ini!"

Mungkin mas-mas yang jaga toko agak geli dengan tingkah laku itu huhuhu. Lalu novel Pedro Paramo yang saya beli karena ada mas-mas yang ngajak ngobrol, "Kamu suka baca novel?" Saya jawab baru-baru ini suka dan langsung direkomendasikan untuk beli novel tersebut. Yowis, mungkin beneran asik dan saya bisa membacanya, semoga segera terbaca semua! Nanti reviewnya ada di channel Youtube yah! 



Jogja, Jogja.. kenapa selalu ngangenin? Masih banyak kedai kopi yang memadukan buku dan kopi di Jogja seperti Blanco Coffee & Book, Lir Shop Yogyakarta, Kafe Luk Coffee & Book, Roti Papi Yogyakarta dan mungkin masih banyak lainnya. Sayangnya saya belum mengunjungi semuanya, mungkin itu alasan untuk kembali ke sana.
Pasti balik lagi ke Jogja, semoga tahun 2017 ini ada kesempatan kembali lagi, ya! Sampai jumpa lagi Jogja, ku selalu merindukanmuuuuu. 

UPDATE:
Dongeng Kopi Jogja udah gak di daerah Wahid Hasyim lagi, udah mau pindah (11 Mei 2017). Info selengkapnya bisa ke Instagram @dongengkopi. 

----
Dongeng Kopi
Jalan KH Wahid Hasyim No. 3, Condongcatur, Depok, 
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 
Instagram: @dongengkopi
Harga: single origin 25K, coffee milk based 17-27K.

18 comments:

  1. Sayangnya sekarang DKJ lagi tutup mau pindahan kabarnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaaa, aku baru tau deh abis lihat instagramnya barusan. Yaampun kedai cantik itu mau dipindah? :') Semoga bisa lebih nyamaaan :')

      Delete
  2. Sepertinya menarik untuk mampir kalau pas ke Yogya.. Oya, itu nampan untuk mengantarkan pesanankah? Asyik sekali! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa, cuma mereka udah pindah. Bisa cek Instagram @dongengkopi untuk lebih jelasnya yah. Itu bukan nampan, tapi memang kalau pesan kopi single origin ya pake kayak gitu :D

      Delete
  3. Next time pengen gowes kesini nih. Jarang-jarang sebenarnya gowes ke daerah wahid hasim kalau gak ada keperluan. Tapi ini bisa dicoba, ngopi sembari baca buku. Asik, udah dapet pengalaman dapet ide pula..

    Teh Sophi memang menikmat kopi bener nih. Aku kadang suka jalan-jalan juga diyoutubenya teh. Barusana aja baru lihat..he

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ooooh dari Jogja? Di sana banyak bangeeet kedai asik x)

      Wah makasih banyak yah :)))

      Delete
  4. Ish keren banget tempatnya, sebagai coffee lover bahagia banget ini kalau bisa ke sini. Sayangnya jauh dari Makassar 😫. Terus salfok sama mural yang di bawah teralis canopy 😍😍

    ReplyDelete
  5. Walau hitam tapi memikat hati
    Hingga membuatku setiap pagi
    Wajib secangkir kopi
    Sembari baca hingga sampai kesini

    Salam kenal dan selamat pagi

    ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, salam kenal juga dan selamat pagi juga :)

      Delete
  6. Keren ya mba tempat dan cara penyajiannya bikin betah santai ngobrol-ngobrol disana :) nice info mba...

    ReplyDelete
  7. Widiiih mantep bener ngopi ditemani biskuit apalagi nongkrongnya di tempat yang punya konsep seperti "Dongeng Kopi" pasti bakalan seru, semoga suatu saat saya bisa berkunjung kesana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Semoga bisa mampir-mampir ke Jogja untuk ngopi-ngopi lucu ;)

      Delete
  8. Foto terakhirnya kereeeeen loh, niat banget itu ukurannya emang segede billboard2 gitu meg? Aku juga selalu kangen sama jogja, rasanya mesti kalo ada kesempatan buat kesana, ada begitu banyak hal baru buat didatengin. Kotanya juga selo dan 'ngerasani' hehe

    ReplyDelete
  9. wihhhh.. gokil abis ya kedai kopinya. Di Jakarta jarang sih yang beginian. Udah photogenic, bisa nongkrong sambil ngopi terus baca buku lagi. Kedai ini Membudayakan membaca dengan cara yang sangat elegan!

    ReplyDelete
  10. ari dulu pingin ke dongeng kopi tapi belum keturutan. Aku sih pernah ke jogja cuma buat nyari tempat yang memadukan cafe dan buku (bukan spesifik di kopi sih). Tapi cuma sempat pergi ke 3 tempat yang ada di list diatas ituh. Trus lupa gak dicatet dimana tempatnya. Ditunggu cerita lainnya tentang jogja !

    ReplyDelete
  11. demi apapun selalu iri sama tempat-tempat yang punya tempat ngopi tipikal ini. di Kotaku dari sekian banyaknya kafe dan kedai kopi, nggak ada satupun yang memadukan kopi dengan buku. padahal kopi dan buku adalah perpaduan yang sempurnaaah. mungkin harus aku yang mendirikan tempat ngopi seperti ini.

    ReplyDelete