Memasuki hari ketiga di rumah, di depan laptop, dan mulai merasa jenuh. Ayah tiba-tiba telpon, "Ada Malang Coffee Festival ya? Kamu...

Malang Coffee Festival 2: Tamasya Event Kopi Bareng Ayah


Memasuki hari ketiga di rumah, di depan laptop, dan mulai merasa jenuh. Ayah tiba-tiba telpon, "Ada Malang Coffee Festival ya? Kamu kok nggak bilang?" Daripada jawab 'ya ngapain bilang' nanti durhaka, saya jawab aja, "Iya. Aku mau ke sana jam tiga sore nanti." Lalu kami sepakat bertemu di lokasi.

Sempat hujan datang dan malas gerak menyerang, akhirnya bisa juga dateng ke Malang Coffee Festival 2 yang udah berlangsung sejak tanggal 22 September 2017 kemarin. Dari publikasinya, sebenarnya saya mempertanyakan kenapa logo dan seluruh desainnya serba ijo-ijo. Terlepas dari kenapa memilih warna hijau, saya tetep nggak sabar pengin tau gimana ambience event kali ini.

Melukis dengan kopi.
Hampir aja #TamasyaEventKopi kali ini sendirian, untung ada Ayah, yay! Jadi kali ini edisi #MengopiBersamaAyah di #TamasyaEventKopi. Di Taman Krida Budaya, ada lokasi indoor dan outdoor, dan mereka menggunakan kedua lokasi. Tipikal event yang kurang saya suka sebenernya, karena boothnya pada kepisah-pisah, jadi ambience-nya kurang oke.
Berbeda di outdoor, meskipun masih dengan booth yang terpisah-pisah, bangku-bangku kecil bikin kita bisa menikmati suasana event, apalagi Malang sedang mendung-mendungnya. Di depan stage juga ada bangku-bangkunya, dengan nyanyian live musik-musik indie 'jaman now' yang lagi sering kita dengerin dari satu kedai ke kedai kopi lainnya.

Ayah yang sebelah kiri, yang kanan teman Ayah.
Terlepas dari booth yang terpisah-pisah, susana event masih menyenangkan. Jadi tau kedai-kedai yang selama ini saya nggak ngerti, berkenalan dengan penyeduh kopi, ketemu sama para penikmat kopi yang punya tempat andalannya sendiri, tapi sekarang bertemu di lokasi. Ah, event kopi emang harus sering-sering diadakan lah!

Dengan tiket masuk 10.000 IDR saja, kita bisa masuk dengan tiket yang bisa digunakan untuk dapat kopi gratis atau diskonan kopi (bergantung kebijakan booth kopi masing-masing). Di lokasi yang sama, bertemu dengan dosen saya, Pak Nurudin. Lalu kami diajak ke booth bernama Dampit Malang, ternyata yang nyeduh adalah kakak tingkat saya sendiri. Makanya.. kok perasaan kayak pernah sekelas sama yang nyeduh.
Saya cenderung suka kopi yang ringan, jadi memutuskan untuk nggak mencoba kopi dampitnya. Eh ketemu sama Mbak Tatak, salah satu penyeduh di Telescope. Mbak Tatak langsung menyarankan untuk mencoba kopi Sunda Mekarsari, katanya, "Kamu pasti suka, Meg."

Mbak Tatak!
"Sampai dia dingin juga enak, tapi acidity-nya tinggi," tambah Mbak Tatak. Tapi ketika saya mau coba kopinya, eh abis! Dengan baik hati, Mbak Tatak mintain cup yang lebih kecil untuk dibagikan ke saya. Makasih banyak yah Mbak Tatak!
Saat itu ada mas-mas yang sibuk nyeduh, dan nanyain kayak kenal saya. Saya bingung, apa pernah kenal ya. Terus saya rekam dong waktu nyeduh untuk dimasukkan ke Instagram Stories, waktu saya tanya akun Instagramnya yang ternyata adalah @amir_katsubasah, saya langsung inget.
"Ooooooh, mas ini yang saya foto waktu di Ha8itat Cafe & Library ya?"
Mas Amir langsung ngangguk. Ternyata Mas Amir adalah penyeduh kopi di Kedai Joni, Batu. Yang bakal buka lagi akhir Oktober, semoga sukses ya! Saya diseduhin Arjuno Herba, alasan nyoba karena... aneh aja gitu namanya 'herba'. Dikasih cuma-cuma oleh Mas Amir, makasih mas!
Lucu sih Arjuno Herba ini. Mas Amir sebelumnya bilang ke saya, "Kalau ada rasa pahitnya, itu berarti dari serai atau jahenya." Dan emang bener, rasa serai dan jahenya terasa banget. tapi nggak ada pahitnya kok. Ada juga ya kopi dengan rasa seperti ini, nice untuk pengalaman referensi rasa. Kalau kata Mas Ari Telescope: kopi rasa beras kencur.

Ayah yang sedang kepo.
Kopi selanjutnya Argopuro Arabica di booth Kopi Sawah. Kopi ini punya cerita, katanya buat menanam kopinya, harus nyuri-nyuri pohon kopi punya orang Belanda. Selebihnya hanya menikmati suasana Malang yang mendung, ngobrol sama temen-temen yang ketemu di sana, ngelihatin temen yang ikut kompetisi Aeropress dan nggumun kok saya masih gak bisa nyeduh yang enak, beli susu buat bikin kopi susu di rumah dan ngelihatin Ayah yang excited banget buat nanya-nanya soal kopi.

Tamasya kedai kopi yang skala nasional jadi target selanjutnya, yang dikemas secara mbois dan keren rasanya target selanjutnya. Semoga kesampean bisa ngerasain ambience event kopi dan nyobain kopi dari kedai-kedai yang belum sempat untuk didatangi. Kalau kamu tau ada event kopi, tag saya di Instagram (@sophiamega) ya! Kalau kebetulan saya tau lebih dahulu, pasti dishare dan ditulis di sini. Sampai jumpa di tamasya selanjutnya ya!

0 comments: