Foto dari Aditya Bar terbuka di kedai kopi membuat kita paling nggak sedikit tahu tentang bagaimana membuat kopi atau melihat kesibuk...

#DiBalikBar Ep. 1: Sibuknya Di Balik Bar

Foto dari Aditya
Bar terbuka di kedai kopi membuat kita paling nggak sedikit tahu tentang bagaimana membuat kopi atau melihat kesibukan di balik bar. Mulai dari membuat cappuccino, kopi filter, atau tahu gimana bingungnya menentukan kopi sesuai pesanan. Apalagi pada jam-jam sibuk di Amstirdam Coffee, sekitar jam 7-8 malam, di balik bar nggak pernah berhenti untuk bikin kopi.

Kalau mood lagi oke, suasana bar bisa chill sampai close order. Kalau mood lagi nggak oke, mungkin ada wajah-wajah yang nggak sabar untuk segera 'sebat' di depan kedai.


Mas Benny tiap hari selalu ada di Amstirdam Coffee, kadang kalau lagi nggak ada temen kerjanya karena berhalangan hadir, bisa sendirian mulai dari bikin kopi sampe nganterin kopinya ke meja pelanggan. Tapi suasana di balik bar juga bisa sangat menyenangkan kok. Mas Benny, Mbak Stella, Mas Wildan, Mas Franky atau siapa pun yang lagi di bar bisa diajak ngobrol banyak hal.

Ada banyak celetukan Mas Benny yang saya ingat.

"Ngapain kamu mau belajar kopi? Biar dianggep keren sama cewek ya?"

Atau,
"Kalau mau belajar kopi, pertama harus belajar nyuci-nyuci dulu."

Sibuknya di balik bar emang nggak semudah itu, ada teman saya yang bilang kalau dia emang suka nyeduh daripada 'ngebar'. Ya karena 'ngebar' nggak cuma bikin kopi aja, tapi juga bikin coklat panas, sesekali jadi kasir, dan nganterin kopi. Hanya di beberapa kedai kopi yang mungkin udah masif, barista emang beneran cuma bikin kopi.


"Ya kita harus tau kalau lagi ada banyak pesenan. Kalau aku, waktu lagi nunggu seduhan kopi filternya, sambil bikin cappuccino," terang Mas Benny.
Setiap kedai selalu punya kebijakan dan cara kerjanya sendiri. Ada beberapa kedai yang setiap shift paling enggak ada dua orang di balik bar dan ada yang fokus sama di dapur untuk bikin snack-nya. Atau ada yang nggak ada dapurnya sama sekali seperti Amstirdam Coffee salah satunya, snack-nya hanya cake yang hanya perlu disajikan atau lumpia, risoles dan donat yang cukup dihangatkan di microwave.


Di bar terbuka, kita jadi bisa banyak tahu semua itu dan langsung komunikasi dengan yang membuat kopi. Beda kalau barnya tertutup, ada banyak jarak atau halangan yang membuat kita bahkan enggak tahu siapa yang bikin kopi. Kalau buat saya, bar terbuka masih jadi hal paling menyenangkan dari kedai kopi kalau lagi nggak pengin ngopi sendirian.
Foto: MIKIRIN.ID, paling favorit!
Kalau kamu gimana? Share di kolom komentar di bawah ya!

#DiBalikBar Ep. 1: Amstirdam Coffee
Di balik secangkir kopi yang kamu nikmati
Foto & cerita dari sophiamega.com
Berkolaborasi dan didukung penuh oleh MIKIRIN.ID

Media partner: Mahasiswa MLG, Event Malang & Malang Post

0 comments: