Kedai kopi telah membuka ruang-ruang pertemuan yang lebih besar daripada tempat pada umumnya. Pada saat ke restoran, kalau tidak kenal, j...

Menikmati Canggu Blend dan Brawa Blend dalam Piccolo di Hungry Bird, Bali


Kedai kopi telah membuka ruang-ruang pertemuan yang lebih besar daripada tempat pada umumnya. Pada saat ke restoran, kalau tidak kenal, jarang kita akan ada di satu meja yang sama lalu saling menyapa. Tapi dalam kedai kopi, kita merasa tidak masalah berada di meja yang sama bersama orang asing. Lalu tidak lupa berbasa-basi, "Saya duduk di sini, ya."

Sejak mengenal ruang se-"kasual" kedai kopi, saya merasa tidak masalah untuk bertemu dengan orang asing di media sosial meski hanya dimulai ajakan melalui direct message, tanpa perlu bertukar nomor personal terlebih dahulu. Dan begitulah yang terjadi saat di Hungry Bird, yang tepatnya berada di Kuta Utara, Kabupaten Badung. Saya bertemu seorang teman yang saling kenal di Instagram, Kak Sarah, bahkan hari ini saya pun lupa bagaimana awal mula saling mengikuti di Instagram.
Itu Kak Sarah wgwg
Dan meja bar adalah tempat yang memudahkan obrolan berlangsung selama di kedai kopi, sebab kita tidak perlu merasa awkward lalu sibuk saling melihat gawai masing-masing. Fokus saja kepada orang yang membuat kopi, lalu akan selalu ada obrolan menarik yang hadir di meja bar.

Hari itu, tepatnya pada Oktober 2018, saya mencoba dua piccolo dengan dua coffee blend yang berbeda, yaitu Brawa Blend yang cenderung ke coklat dan Canggu Blend yang rasanya lebih ke fruity. Saya masih ingat betul kalau Kak Sarah bisa membedakan aroma kopi dari roasted beans-nya, baik sebelum di-grinding. Memang momen menyenangkan dari Tamasya Kedai Kopi sebenarnya adalah mencicipi dua ragam rasa yang berbeda dari kopi. Apalagi untuk espresso-based, ya. Nggak semua kedai kopi bisa menawarkan pilihan roasted beans yang boleh dibuat untuk piccolo atau cappuccino misalnya.

Dengan memberikan beragam pilihan, sebenarnya kita diajak berkenalan bahwa dua cappuccino bisa berbeda rasa ketika kita pakai dua biji kopi yang berbeda. Menghidupkan rasa penasaran dan apresiasi terhadap ragam rasa sebenarnya bisa dimulai dari sini menurut saya.

Suasana Hungry Bird saat itu sebenarnya cukup padat, terutama di jam makan siang, tapi karena luas jadi tetap terasa lengang. Sebentar saja saya di sana, menikmati dua piccolo bersama Kak Sarah, Mas Ridho dan Bella. Terima kasih atas waktunya! Semoga bisa mampir lagi ke Alterego Canggu, yang sebenarnya masih ada kaitannya dengan Hungry Bird.


Catatan tambahan:


  • Terima kasih Instagram Stories Archived karena saya jadi ingat kopi apa yang sedang saya minum hari itu hahaha.
  • Foto adalah hasil dokumentasi pribadi, boleh digunakan kembali, asal dengan pemberian credit nama saya, Sophia Mega.


Hungry Bird Coffee Roaster

Instagram: @hungrybirdcoffee

0 comments: