Boarding School People

Selama dua tahun berstatus anak SMA sekaligus anak asrama, saya selalu menunjukkan kode-kode bahwa saya tidak suka tinggal di asrama. Berbagai cara saya tunjukkan, sering pulang ke rumah, sengaja tidak ikut beberapa kegiatan, dan beberapa hal yang lain.

Bahkan ketika saya mengungkapkan bahwa asrama adalah the annoying place ever, keluarga dan sodara-sodara malah menanggapinya dengan, “Katanya nggak betah, tapi makin gendut.” Hmmpffff.

Sugesti-sugesti positif pun gagal. Akhirnya saya mencoba menikmati apa adanya, kalo udah bandel ya udah bandel ajah. Tetep ikut acara-acara di luar, gabung komunitas, aktif di sekolah, dan berbagai kegiatan asik lainnya yang bikin saya lupa dan tinggal capeknya aja di asrama. 

Setidaknya saya menghabiskan waktu dengan kegiatan positif.

Nggak kerasa sekarang udah kelas 12, DI MANA INI LAH TAHUN TERAKHIR DI ASRAMA! Kalo dulu selalu bilang: masih lama. Sekarang dengan asrama yang aturannya semakin ketat dan bikin saya sumpek, setidaknya sembilan bulan lagi! SEMBILAN BULAN LAGI!

Sebenernya banyak hal yang bisa dipelajari di kehidupan asrama, tempat yang tidak pernah menjadi keinginan saya. Bahkan saya pernah nangis-nangis karena nggak mau di sini sebelumnya. Mulai dari nyuci dan nyetrika sendiri, kalo nggak nurut (dan ketahuan) kalo nggak dimarahin ya dihukum, dan memperjuangkan mimpi yang nggak didukung asrama bukan suatu hal yang gampang juga.

Selain mental tahan banting yang dilatih, banyak hal yang membuat saya belajar jadi lebih baik lagi. Dan yang membuat saya bertahan sampai sekarang, selain banyak kegiatan yang saya lakukan, teman-teman yang luar biasa menjadi bensin untuk saya.

Di antaranya adalah mereka:

(Dari kiri) Mbak Icha, Mbak Putri, Gua, Mbak Layyin, Mas Kim, Mas Haqqi, dan Mas Zain.

Saya pernah sedikit cerita tentang mereka di postingan Awal Tahun Menakjubkan. Mereka semua yang ada di sekeliling saya adalah kakak kelas yang saat ini sudah resmi menjadi alumni. Iya udah nggak satu sekolah lagi… Hiks.  Rasanya itu sama banget ketika putus terus ditinggal pacar, persis!

Sabtu kemarin, seusai saya memberi pengumuman ekstrakurikuler broadcasting…

“MEGAAAAA!!!!”

Ketika saya menolehkan kepala ke sumber suara, ternyata.. MAS HAQQI!

“OMAYGAAAAATTTTT!” saya langsung teriak norak banget.

  

Mungkin kalo Mas Haqqi cewek, udah dipeluk sampe besok. Lebay.

Beberapa di antara mereka pada dateng ke acara Nguber 22 – Ngumpul Bareng (angkatan) 22, jadi mereka pada ke (mantan) sekolah. Nggak semua sih, ada juga yang nggak dateng, kayak kakak kesayangan saya satunya, Mbak Putri, dia lagi asik ke Bromo. Karena kangen, saya jadi ikutan ngobrol di tengah-tengah alumni nggak kenal waktu dan tempat bareng Mas Haqqi, Mas Kim, dan Mbak Layyin.

Mereka cerita banyak hal tentang perjuangan mereka di kelas 12 sampai saat ini. Sebagai anak yang baru naik kelas 12, saya benar-benar menyimak.

“It’s fair! Setiap orang punya bebannya masing-masing,” kata Mbak Layyin.

Mbak Layyin keterima universitas di Jepang, tapi ada problem lainnya yang luar biasa. Mas Kim yang udah gak sabar kuliah di Universitas Airlangga, juga punya beban yang lain. Mas Haqqi dan Mbak Putri yang mungkin masih menunggu pengumuman, dia punya suatu hal yang patut disyukuri. Atau Mas Zain, yang memutuskan tidak kuliah tahun ini dan mulai fokus bisnis.

Bagaimana pun cerita kehidupan mereka, saya yakin mereka akan jadi orang yang luar biasa. Saat mereka mulai pamit untuk kembali ke rumah masing-masing, Mas Haqqi di Gresik, Mas Kim di Surabaya, dan Mbak Layyin di Pare. Saya diberi magical advice dari kakak kesayangan saya, Mas Haqqi.

Mas Haqqi. :3

“Meg, kamu belajar yang bener ya. Udah jangan fokus Ujian Nasional, kamu itu Ujian Nasional di sekolah udah lebih dari cukup. Fokus aja di SBMPTN, jangan kayak aku, salah strategi. Pokoknya jangan kayak aku, capek bangetttt. Dan satu lagi, jangan pernah menyalahkan Tuhan apa pun yang terjadi.”

Mungkin waktu dibilangi kayak gitu, muka saya mesam mesem aja. Tapi jauh di dalam hati, nyentuh banget. Ya orang-orang luar biasa semacam ini alasan utama kenapa saya harus bersyukur ada di asrama. Saya bisa deket, saling cerita, belajar, dan bertahan di asrama.

Momen yang gak bakal lupa!! 

Buat adek-adek yang statusnya sekarang masih boarding school people… nyebelin emang awalnya. Tapi jangan fokus di betapa menyebalkannya. You will find many magical things there!! Jangan takut bandel kalo masih bisa dianggap wajar, itu bakal jadi cerita buat kalian.

Buat orang yang luar biasa, see you on top gaes!

Tahun terakhir.... oke siap!